Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jenis bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor hingga cuaca ekstrem, mendominasi dari 5.593 kejadian bencana yang melanda Indonesia sepanjang 2024.
Abdul Muhari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, secara keseluruhan untuk bencana banjir ada sebanyak 2.284 kejadian, tanah longsor sebanyak 933 kejadian, cuaca ekstrem sebanyak 1.432 kali kejadian.
Selebihnya adalah gempa bumi, erupsi gunung api, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kekeringan, dan gelombang pasang hingga abrasi.
“BNPB bersama kementerian-lembaga terkait melakukan langkah terintegrasi dari hulu-hilir secara komprehensif mendampingi pemerintah daerah dalam menangani dampak bencana, dan dari kejadian ini penanggulangannya juga ada yang dilakukan secara mampu oleh pemerintah daerah,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (7/1/2025).
Menurutnya, peristiwa bencana banjir, tanah longsor, hingga cuaca ekstrem ini terjadi dipicu oleh tingginnya intensitas hujan yang mengguyur secara merata di Indonesia, dan kian diperparah oleh masifnya alih fungsi hutan atau lahan terbuka hijau hingga tidak beroperasinya sistem saluran pembuangan air.
Oleh karena itu dampak yang ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologi tersebut kepada masyarakat pun tergolong besar. BNPB mengiventarisasi secara keseluruhan korban akibat banjir ada sebanyak 5,7 juta orang, dan untuk tanah longsor sebanyak 71 ribu orang, begitupun untuk cuaca ekstrem yang merata hampir di seluruh daerah.
“Sepanjang 2024 ada 400-an orang warga meninggal dunia. Jumlah ini meningkat dibandingkan frekuensi kejadian bencana 2023 yang berjumlah 200-an orang meninggal dunia,” katanya.
Abdul menjabarkan, peristiwa bencana yang menelan korban jiwa paling banyak terjadi pada bulan Maret, Mei, dan November. Pihaknya mencatat pada bulan Maret akibat banjir dan tanah longsor totalnya ada sebanyak 45 orang meninggal dunia di Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatera Barat, Kabupaten Bandung di Jawa Barat, Kabupaten Kudus di Jawa Tengah, dan Kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah.
Pada bulan Mei 2024, total ada sebanyak 76 orang meninggal dunia akibat banjir, tanah longsor di Kabupaten Tanah Datar-Agam Sumatera Barat, Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan.
Kemudian pada bulan November total 40 orang meninggal dunia di Kabupaten Karo – Deli Serdang di Sumatera Utara, dan Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan.
“Berkat koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dalam hal ini BNPB dan kementerian/lembaga terkait dengan pemerintah daerah maka mulai dari fase tanggap darurat bencana-fase rehabilitasi dan rekonstruksi semua bisa cepat diatasi demi mempercepat pemulihan sosial-ekonomi masyarakat,” ujarnya. (ant/saf/ipg)