AS Luncurkan Serangan Terhadap Houthi di Yaman, 24 Orang Dilaporkan Meninggal

Setidaknya 24 orang meninggal dunia dalam serangan militer besar-besaran Amerika Serikat (AS) terhadap Houthi Yaman, sekutu Iran, pada Sabtu (15/3/2025) terkait serangan mereka di Laut Merah.

Donald Trump Presiden AS memperingatkan Houthi dan Iran agar menghentikan aksi mereka, atau menghadapi konsekuensi keras.

Dilansir dari Reuters pada Minggu (16/3/2025), Trump menyatakan, “Jika Iran mengancam Amerika Serikat, kami akan meminta pertanggungjawaban penuh dari Anda, dan kami tidak akan bersikap lunak!”

Serangan ini, yang dapat berlangsung berminggu-minggu, adalah operasi militer AS terbesar di Timur Tengah sejak Trump menjabat.

Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Houthi, sedikitnya 13 warga sipil meninggal dan sembilan lainnya terluka akibat serangan AS di ibu kota Yaman, Sanaa.

Sementara itu, stasiun televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan bahwa enam orang lainnya—termasuk empat anak-anak dan seorang wanita—meninggal, serta sebelas orang terluka dalam serangan di provinsi utara Saada.

Biro politik Houthi menyebut serangan tersebut sebagai “kejahatan perang.” Dalam pernyataannya, mereka mengatakan, “Angkatan bersenjata Yaman kami sepenuhnya siap untuk menanggapi eskalasi dengan eskalasi.”

Houthi menyebutnya “kejahatan perang” dan siap membalas. Serangan AS ini mengincar benteng Houthi, menyebabkan kepanikan warga.

Pemerintahan AS di bawah Joe Biden mantan Presiden pernah berupaya melemahkan kemampuan Houthi untuk menyerang kapal-kapal di lepas pantainya, namun membatasi tindakan militer AS.

Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebutkan identitas, mengungkapkan bahwa Trump kini telah mengizinkan pendekatan yang lebih agresif. (saf/iss)