Minggu, 16 Maret 2025

AS akan Terapkan Pembatasan Pengunjung dari 43 Negara

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Kepadatan di kawasan Tijuana, Meksiko pada 12 Maret 2025. Tijuana adalah kota yang berbatasan dengan California, dan dikenal sebagai kawasan perbatasan yang ramai. Foto: Reuters

Pemerintah Amerika Serikat tengah mempertimbangkan untuk membatasi pengunjung asing dari 43 negara, termasuk Rusia, menurut laporan New York Times yang mengutip sejumlah sumber.

Harian itu sebelumnya mewartakan bahwa AS sedang mempersiapkan larangan perjalanan baru yang mencakup lebih banyak negara dari yang diteken Donald Trump Presiden selama masa jabatannya yang pertama.

Sebelas negara akan masuk “daftar merah” sehingga pelancong dari negara-negara itu dilarang menginjakkan kaki di AS.

Kesebelas negara itu adalah Afghanistan, Bhutan, Kuba, Iran, Libya, Korea Utara, Somalia, Sudan, Suriah, Venezuela, dan Yaman.

Melansir Antara pada Minggu (16/3/2025), sepuluh negara lainnya Belarus, Eritrea, Haiti, Laos, Myanmar, Pakistan, Rusia, Sierra Leone, Sudan Selatan, dan Turkmenistan akan masuk ke dalam “daftar jingga”.

Visa bagi warga di sepuluh negara itu hanya akan diberikan untuk kunjungan bisnis, bukan imigran atau wisatawan. Durasi kunjungan mereka di AS pun dibatasi dan pemohon harus hadir dalam wawancara langsung saat pengajuan visa.

Namun, alasan pemerintah AS memberlakukan larangan penuh atau sebagian terhadap pelancong dari negara-negara itu masih belum jelas, sebut NYT.

Belum terang pula apakah pemegang visa atau izin tinggal permanen (“kartu hijau”) dari pemerintah AS akan terdampak.

Daftar terakhir dalam rencana AS itu adalah “daftar kuning” yang berisikan 22 negara, termasuk Kamboja dan banyak negara di Afrika.

Negara-negara itu akan diberi waktu 60 hari untuk menyelesaikan sejumlah isu seperti tidak berbagi informasi dengan AS tentang pelancong yang akan berkunjung, penerbitan paspor yang dinilai tidak aman, atau menjual kewarganegaraan kepada individu dari negara-negara yang dilarang oleh AS.

NYT melaporkan rencana itu disusun beberapa pekan lalu dan telah diserahkan ke Gedung Putih untuk disesuaikan. Daftar negara terdampak sedang dikaji oleh Departemen Luar Negeri AS dan instansi-instansi terkait.

Di masa jabatannya yang pertama pada 2017, Trump mengeluarkan larangan berkunjung bagi pelancong dari negara-negara Muslim dan negara-negara berpenghasilan rendah, terutama di Afrika.

Larangan itu kemudian dicabut oleh pemerintah Joe Biden pada 2021. (ant/kak/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Minggu, 16 Maret 2025
32o
Kurs