
Ribuan orang berkumpul di Seoul pada Minggu (9/3/2025) untuk menggelar unjuk rasa, baik mendukung maupun menentang Yoon Suk-yeol Presiden Korea Selatan yang telah dimakzulkan.
Aksi ini berlangsung sehari setelah pembebasan Yoon yang mengejutkan dari tahanan pada Sabtu (8/3/2025) kemarin.
Gereja Sarang Jeil, yang dipimpin oleh pendeta aktivis konservatif bernama Jeon Kwang-hoon, mengadakan kebaktian Minggu di luar ruangan, di dekat kediaman Yoon di pusat kota Seoul. Hingga tengah hari, sekitar 4.500 orang telah berkumpul, menurut perkiraan tidak resmi dari kepolisian.
“Dengan dibebaskannya Yoon, persidangan pemakzulan menjadi tidak relevan. Semuanya telah selesai,” ujar Jeon dilansir dari Yonhap.
“Jika Mahkamah Konstitusi melakukan sesuatu yang tidak wajar, kami akan menggunakan hak rakyat untuk melawan dan menggulingkan mereka dalam satu serangan,” imbuhnya.
Sementara itu, semalam sebelumnya, sekelompok aktivis yang menuntut penggulingan segera Yoon mengadakan unjuk rasa di depan Istana Gyeongbok, Seoul.
Pada Minggu hari ini, kelompok tersebut menggelar konferensi pers di luar kompleks pemerintahan terdekat untuk mendeklarasikan “tindakan darurat” selama seminggu. Mereka juga mendesak agar Yoon dicopot dari jabatannya.
Pada Minggu pukul 14.00, kelompok tersebut memulai pawai dari Museum Istana Nasional. Jumlah peserta dilaporkan mencapai 100.000 orang, yang menyebabkan penutupan sebagian jalan di kawasan tersebut.
Kemudian pada Minggu pukul 19.00, kelompok ini mengadakan unjuk rasa lain di dekat Stasiun Gyeongbokgung.
Sekitar 5.000 orang turun ke jalan untuk mengkritik jaksa penuntut yang membiarkan Yoon bebas tanpa mengajukan banding atas putusan pengadilan. (saf/ham)