Rizki Nurmalya Kardina Dosen sekaligus Kepala Program Studi (Kaprodi) Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menyebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyasar anak-anak disabilitas.
Menurut Rizki, hal itu karena anak-anak disabilitas perlu mendapatkan kebutuhan nutrisi khusus dan treatment berbeda, tergantung pada jenis disabilitasnya.
Rizki menambahkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan itu seperti, kebutuhan energi, asupan mikronutrien, protein, tekstur makanan, hingga pengawasan pada alergi.
“Beberapa anak disabilitas, asupan makanannya tidak bisa disamakan dengan non-disabilitas,” terangnya, Sabtu (25/1/2025).
Dalam pemenuhan energi misalnya, Rizki mengatakan anak disabilitas dengan kondisi tertentu kadang lebih banyak membutuhkan kalori. Sementara anak lainnya tidak.
Kemudian, lanjut Rizki, anak dengan kesulitan menelan atau dysphagia, perlu diberi makanan yang dihaluskan terlebih dahulu.
“Hal-hal seperti ini yang harus menjadi perhatian dalam memberikan MBG pada anak disabilitas,” ungkapnya.
Selain itu, Rizki mengatakan pemenuhan nutrisi penting seperti mikronutrien protein juga perlu diperhatikan.
“Vitamin dan mineral seperti, zat besi, kalsium, dan vitamin D penting untuk pertumbuhan tulang dan otot, terutama bagi anak dengan keterbatasan mobilitas. Kemudian asupan protein juga harus diperhatikan,” jelasnya.
Lebih dari itu, lanjut Rizki, pengawasan ketat terhadap alergi makanan yang dialami anak-anak disabilitas juga perlu dilakukan. Karena kerentanan alergi lebih sering terjadi pada kelompok mereka.
Rizki menegaskan, program MBG untuk anak disabilitas harus dilakukan secara khusus dan personal.
“Jadi untuk program MBG ini harus khusus dan personal untuk anak-anak dengan disabilitas,” tandasnya. (kir/saf/faz)