Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa TK dan SD di beberapa daerah, seperti Surabaya dan Sidoarjo, dilakukan pada sekitar pukul 08.30 WIB hingga 10.00 WIB.
Lailatul Muniroh Ahli Gizi dari Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, perlu ada perbaikan waktu untuk pemberian program MBG pada anak TK dan SD.
Karena menurutnya, jarak waktu antara anak sarapan dengan pelaksanaan MBG cukup dekat, bahkan belum masuk siang hari.
“Perlu dilakukan evaluasi. Kalau misalnya dilakukan jam 10, anak-anak masih habis sarapan jam 7, jam 10 itu masih kenyang kan gitu ya. Jadi apakah tepat kalau itu kemudian diberikan jam 10?” terangnya, Senin (13/1/2025).
Di sekitaran jam 10,00 itu, kata dia, belum waktunya makan siang, melainkan lebih tepat jika disebut sebagai waktu untuk snacking.
Selain itu, ia juga berharap ada evaluasi secara menyeluruh, seperti dari menu yang diberikan kepada anak-anak dari hari pertama pelaksanaan MBG hingga saat ini, apakah sudah memenuhi gizi yang seimbang atau hanya sekadar menjalankan program.
Hal tersebut, kata dia, sangat penting. Apalagi program MBG ini diharapkan bisa menjadi jawaban atas persoalan gizi buruk, mengatasi penyakit anemia, serta membantu mengurangi angka stunting di daerah-daerah di Indonesia.
“Kelaparan tersembunyi, anemia, ini kan banyak juga terjadi pada anak sekolah. Salah satunya juga karena kurangnya asupan dari hewani. Ini juga bisa kita lihat, apakah dengan pemberian MBG ini angka anemia pada anak sekolah itu bisa turun atau tidak,” ujarnya.
Seperti diketahui, program MBG sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia mulai tanggal 6 Januari yang lalu. Untuk di Surabaya, baru dilaksanakan pada tanggal 13 Januari di beberapa sekolah yang ada di dua Kecamatan, yakni Rungkut dan Wonocolo. (ris/saf/ipg)