Dokter (dr.) Rita Ramayulis Ahli Gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), menyampaikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya mampu mengubah kebiasaan makan anak-anak.
Program ini diharapkan dapat mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan karbohidrat.
“Selama ini, pola makan anak-anak yang gizinya kurang itu berhubungan dengan banyaknya makanan yang diperoleh dari sumber karbohidrat saja, tepung-tepungan, atau seringnya berasal dari tumbuh-tumbuhan saja dan pemenuhan protein hewani relatif kurang. Untuk itu, pola konsumsi protein hewani benar-benar harus sesuai porsi kelompok usia,” katanya di Jakarta, Rabu (8/1/2025) seperti dilaporkan Antara.
Rita menekankan pentingnya protein hewani dalam menu makanan. Ia menjelaskan bahwa jika program ini bertujuan mendukung lahirnya generasi emas, maka protein hewani tidak boleh digantikan oleh protein nabati.
“Telur, daging ikan, daging sapi, susu, itu protein hewani yang salah satunya harus tersedia untuk menjadi indikator MBG yang sehat dalam mendukung generasi emas,” ujar dia.
Selain itu, menurutnya, MBG harus menyediakan menu dengan protein murni, tanpa campuran, untuk memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi secara optimal.
“Jadi selayaknya pola makan dalam makanan bergizi itu ada protein yang nyata, artinya terlihat sebagai protein yang utuh, tidak berupa campuran, dengan besaran yang sesuai porsinya, dan sangat komplit. Yang kita harapkan ada perwakilan hewani dan nabati. Kalau ada penyelenggaraannya yang ditemukan hanya protein nabati dua-duanya, tentu ini tidak kita harapkan,” paparnya.
Ia juga menekankan bahwa program MBG adalah program jangka panjang karena tujuannya generasi emas, sehingga tidak bisa sekadar diperoleh melalui perbaikan gizi jangka pendek.
“MBG ini jangka panjang, enggak bisa diperoleh hanya dengan perbaikan gizi untuk waktu pendek, tetapi perbaikan gizinya harus konsisten, waktu panjang, dan terus-menerus, baru bisa mencapai generasi emas. Kemudian, dalam MBG itu konsepnya bukan ada atau tidak bahannya, melainkan seberapa besar porsi dari setiap kelompok sasaran,” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meminta agar peran pengasuhan orang tua dalam memberikan makanan sehat dan bergizi ditingkatkan seiring dengan implementasi program MBG.
“Tentu penting peran pengasuhan orang tua agar makan makanan sehat bergizi juga dilakukan di rumah masing-masing,” kata Pribudiarta Nur Sitepu Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA.
Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan Program MBG sangat baik untuk memastikan pemenuhan gizi yang diperlukan anak dalam masa tumbuh kembang mereka.
“Program ini sangat baik karena memastikan perbaikan gizi seimbang pada anak,” ujar dia. (ant/vin/bil/ipg)