Rabu, 8 Januari 2025

Abaikan Realisasi Tukin Dosen ASN, ADAKSI Kirim Karangan Bunga ke Kemendiktisaintek

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Aksi ADAKSI menaruh karangan bunga di depan gedung Kemendiktisaintek, Jakarta Senin (6/1/2025) sebagai bentuk protes janji Tukin untuk dosen ASN Kemendiktisaintek tidak dicairkan. Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) menggelar aksi simbolik dengan mengirimkan karangan bunga ke Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Puluhan karangan bunga tersebut diletakkan di trotoar depan gedung Kemendiksaintek, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

Anggun Gunawan Koordinator Aksi menjelaskan, aksi ini merupakan ungkapan kekecewaan atas ketidakjelasan realisasi Tunjangan Kinerja (Tukin) dosen ASN yang telah diregulasikan sejak 2020, namun hingga kini tak kunjung dipenuhi.

“Jadi aksi hari ini merupakan rentetan aksi kami yang sudah dimulai sejak September tahun kemarin, di mana kami sudah beraudiensi dengan Dirjen Dikti yang lama Pak Abdul Haris. Pada tahun itu masanya Pak Nadiem (mantan Mendikbudristek) sudah menjanjikan bahwasanya tukin dosen ASN Kemendikbudristek di masa itu akan cair mulai Januari 2025 ini,” ujar Anggun.

Anggun Gunawan Koordinator Aksi ADAKSI saat memberikan keterangan pers di depan gedung Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Kata dia, ADAKSI juga telah beraudiensi dengan DPR RI terkait Tukin ASN Kemendiktisaintek.

“Dan perwakilan kami diundang juga oleh DPR beraudiensi di bulan November tanggal 5, di mana mereka ingin mendengar pendapat kami terkait dengan apa yang kami rasakan dan bagaimana kesejahteraan dosen. Itu sudah disampaikan semuanya,” jelasnya.

Menurut Anggun, mereka menuntut janji Kemendiktisaintek yang merupakan pecahan dari Kemendikbud, yang pada periode pemerintahan lalu sudah menjanjikan mulai Januari 2025 ini akan dicairkan Tukin untuk dosen ASN. Sementara pada tanggal tanggal 3 Januari lalu Kemendiktisaintek mengatakan kalau anggaran Tukin tidak ada.

“Di hari, Jumat (3/1/2025), kemarin itu ada taklimat (pertemuan) dari kementerian untuk memperkenalkan program kerjanya, dan mereka mengatakan bahwasanya untuk tahun ini tidak ada Tukin untuk dosen karena belum dianggarkan. Ini kan menjadi anomali, karena menurut sebelumnya disebutkan sudah diajukan ke DPR dan nilainya Rp5 triliun, sementara yang yang diajukan oleh kementerian yang sekarang ini cuma Rp2,8 triliun. Jadi ini ada ketidaksinkronan informasi dari pejabat lama kepada pejabat yang baru,” tegasnya.

Puluhan karangan bunga sebagai bentuk protes berjejer di depan gedung Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025). Karangan bunga tersebut dari para dosen ASN Kemendiktisaintek yang menuntut segera dicairkannya Tukin seperti yang pernah dijanjikan Kemendiktisaintek. Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Anggun menjelaskan, aksi ini adalah bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dialami para dosen ASN. Sejak menerima SK sebagai ASN, pegawai lain di kementerian ini langsung mendapatkan Tukin.

Namun, hingga lebih dari lima tahun, dosen ASN masih terus dianaktirikan. Menurutnya ini bukan sekadar penundaan, melainkan pengabaian terhadap hak-hak dosen ASN di bawah naungan Kemendiktisaintek.

Kata Anggun, ADAKSI memandang tidak ada alasan bagi pemerintah untuk terus menunda hak yang sudah dijanjikan. Para dosen ASN adalah motor penggerak pendidikan tinggi, dan pengabaian seperti ini adalah tamparan terhadap integritas dan komitmen negara memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.

Untuk itu, ADAKSI menegaskan tiga tuntutan utama, masing-masing Pemerintah harus segera menerbitkan Perpres yang mengatur pemberian Tukin bagi dosen ASN, memastikan alokasi anggaran Tukin dalam APBN 2025, dan memberikan jadwal pasti untuk pelaksanaan pemberian Tukin bagi dosen ASN.

“Ini bukan hanya soal kesejahteraan, tetapi soal keadilan. Dosen telah berkontribusi secara signifikan dalam membangun pendidikan tinggi Indonesia, namun pemerintah justru mengabaikan dosen-dosennya sendiri yang menjadi lokomotif kampus,” terangnya.

Menurut dia, aksi ini merupakan pengingat bahwa dosen ASN tidak akan tinggal diam. Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia akan terus bersuara hingga pemerintah memenuhi komitmennya. Pendidikan tinggi yang kuat tidak mungkin berdiri di atas ketidakadilan.

Aksi ini juga mendapat dukungan penuh dari beberapa organisasi, di antaranya Green Engineering Society (GES), Forum Profesi Dosen Republik Indonesia (FPDRI), dan Forum Komunikasi Senat Politeknik Indonesia (FKSPI).

“Organisasi-organisasi ini bersama ADAKSI mengingatkan pemerintah bahwa dosen ASN tidak akan diam. Mereka akan terus bersuara hingga pemerintah memenuhi janji yang telah dibuat,” kata Anggun.

Aksi dari ADAKSI menaruh karangan bunga di trotoar depan gedung sempat dilarang oleh pihak Kemendiktisaintek. Tetapi setelah dijelaskan kalau aksi ADAKSI tidak ada orasi dan hanya menaruh karangan bunga, pihak Kemendiktisaintek pun mengijinkannya.

Sekadar diketahui, Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) adalah organisasi yang mewakili aspirasi dosen ASN di bawah naungan Kemendiktisaintek. Berkomitmen pada perjuangan kesejahteraan dan pengakuan terhadap profesi dosen, ADAKSI terus mendorong kebijakan yang adil dan inklusif bagi seluruh tenaga akademik. (faz/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Surabaya
Rabu, 8 Januari 2025
26o
Kurs