Jumat, 22 November 2024

Yusril Ihza Mahendra : Rizal Ramli Sosok Pemikir Kritis dan Tidak Sembarangan Bicara

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Kenangan Yusril Ihza Mahendra saat bertemu dengan Rizal Ramli di rumahnya sekitar tahun 2009. Foto : dok pribadi Yusril Ihza Mahendra

Yusril Ihza Mahendra mantan Menteri Sekretaris Negara mengaku kalau almarhum Rizal Ramli mantan Menko Perekonomian adalah sahabat dekatnya.

Kata dia, dalam beberapa bulan ini sahabat dekatnya itu memang jarang muncul ke publik karena sakit dan dirawat hingga akhirnya berpulang.

“Sahabat dekat saya Dr Rizal Ramli tadi malam (2/1/2024), berpulang ke Rahmatullah. Sejak beberapa bulan terakhir, almarhum jarang muncul ke depan publik karena kesehatannya yang menurun. Terakhir dirawat di RSCM sampai menghembuskan nafas yang terakhir. Almarhum berpulang dengan damai,” ujar Yusril dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/1/2024).

Yusril mengenal Rizal Ramli sejak menjadi aktivis UI tahun 1978. Almarhum lebih senior dan menjadi aktivis di ITB, dan mereka makin akrab menjelang akhir pemerintahan orde baru.

“Kami makin akrab dan sering bertemu menjelang akhir pemerintahan Orde Baru dalam berbagai seminar, diskusi dan kegiatan-kegiatan publik lainnya. Di awal Reformasi, kami sama-sama menjadi anggota Kabinet. Sama-sama pula melakukan upaya pemulihan ekonomi akibat Krismon 1997-1998,” jelasnya.

Menurut Yusril, Rizal Ramli dikenal sebagai aktivis berpikiran kritis. Kritisnya itu didasari oleh latar belakang akademik yang kuat, sehingga dia tidak asal bicara sembarangan.

Meskipun sering disebut-sebut “sosialis”, lanjut Yusril, Rizal sebenarnya religius.

“Saya sering jalan kaki bersama dari Istana Negara ke Mesjid Baiturrahim untuk salat zuhur dan salat Jum’at. Sambil berseloroh dia bilang ke saya “jelek-jelek ayah saya dulu orang Masyumi. Sama seperti anda, Nasionalis, Sosialis, Religius” katanya, sambil membuka tali sepatu di tangga Mesjid Baiturrahim,” ungkap Yusril.

Sebagai sahabat, kata Yusril, beberapa kali Rizal datang ke rumahnya. Yusril pun juga mengaku beberapa kali pula bertandang ke rumah Rizal.

“Ngobrol banyak tentang perkembangan politik, hukum dan ekonomi. Tidak selalu pikiran kami sama. Tetapi kami berangkat dari keprihatinan yang sama, dan mempunyai cita-cita yang sama, bagaimana memajukan bangsa ini dan keluar dari ketertinggalan, ujarnya.

“Kini sahabat saya Rizal Ramli telah pergi buat selamanya. Hidup ini singkat. Dia telah berbuat sesuatu untuk memikirkan dan mencari jalan keluar dari masalah mendasar yang dihadapi bangsa ini,” imbuhnya.

Yusril mengatakan, masalah-masalah bangsa tidak akan selesai oleh sebuah generasi. Tantangan lama belum rampung, tantangan baru telah muncul di depan mata. Namun paling tidak, seseorang telah ikut menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk ikut menyelesaikannya.

“Rizal Ramli telah melakukan tanggung-jawab itu selama hidupnya. Tugas generasi baru pula untuk meneruskannya,” pungkas Yusril.

Mengutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954. Dia merupakan mantan aktivis mahasiswa yang menjadi pakar ekonomi.

Rizal Ramli merintis jalan hidup dengan susah payah. Sebagai anak yatim-piatu, ia mesti membiayai sendiri kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Tekanan hidup itu justru mendekatkan dirinya dengan problematika masyarakat.

Pada 1978, ia ikut dalam gerakan menentang pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden. Kejadian itu memberinya ruang di sel selama 18 bulan. Lepas dari penjara, Rizal Ramli banyak meniti pendidikan di luar negeri. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan kemudian memutuskan pulang ke tanah air.

Di Indonesia, Rizal mendirikan Econit (1992). Sebuah lembaga pengkajian ekonomi. Dari Econit inilah, Rizal menuai reputasinya. Ia banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang dirasakan tidak fair bagi masyarakat.

Namanya mulai familiar setelah dia menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) periode 2000-2001. Di tahun yang sama Rizal juga menjabat Menko Ekonomi, Keuangan dan Industri.

Di era pemerintahan Presiden Jokowi, Rizal Ramli dipercaya menjabat sebagai Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia pada 2015 hingga 2016. Rizal Ramli dikenal sangat kritis saat menjadi Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia. Ucapan yang terkenal adalah ‘rajawali ngepret’ atau Raja Ngepret.(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs