Jumat, 22 November 2024

World Water Forum 2024 Diyakini Jadi Ajang Kolaborasi untuk Terapkan Ekonomi Biru

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Amalia Adininggar Widyasanti Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas saat menyampaikan paparan dalam acara Paralel Event World Water Forum 2024 di Tanjung Benoa Nusa Dua, Bali, Minggu (19/5/2024). Foto: Antara Amalia Adininggar Widyasanti Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas saat menyampaikan paparan dalam acara Paralel Event World Water Forum 2024 di Tanjung Benoa Nusa Dua, Bali, Minggu (19/5/2024). Foto: Antara

Amalia Adininggar Widyasanti Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas mengatakan, gelaran World Water Forum 2024 di Bali dapat menjadi ajang kolaborasi antarnegara untuk mulai menerapkan ekonomi biru atau blue economy.

Stakeholders, mitra pembangunan, dan negara-negara lain bekerja sama dengan Indonesia dalam mewujudkan tindakan konkrit untuk (penerapan) blue economy yang dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyat, serta menjadi mesin pertumbuhan perekonomian Indonesia,” kata Amalia dalam acara Paralel Event World Water Forum 2024 di Tanjung Benoa Nusa Dua, Bali, Minggu (19/5/2024), dikutip Antara.

Berdasarkan Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia atau Indonesia Blue Economy Roadmap 2023-2045, pemerintah memproyeksikan ekonomi biru dapat menciptakan 12 juta lapangan kerja baru pada 2030 serta penyediaan 40 kali besar energi baru terbarukan (EBT) pada 2050.

Amalia mengatakan, ekonomi biru didesain untuk mendukung agenda transformasi ekonomi guna mengantarkan Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap).

“Karena Indonesia harus keluar dari middle-income trap, tanpa sumber pertumbuhan ekonomi baru maka tingkat pertumbuhan yang minimal enam persen dalam 20 tahun ke depan tidak akan tercapai. Jadi Indonesia benar-benar harus aktif mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.

Oleh karena itu, ekonomi biru dinilai mampu menjadi salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi yang baru.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Vivi Yulaswati Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas berharap bahwa isu kelangkaan air dan sistem pengairan di pulau-pulau kecil turut menjadi pembahasan serius dalam ajang World Water Forum ke-10.

Ia juga menilai bahwa kolaborasi antar pihak dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan air yang disebabkan perubahan iklim.

“Misalnya ketersediaan infrastruktur irigasi yang mampu mendukung budidaya perikanan akan sangat penting juga bagi kita di masa depan, tidak terbatas hanya pada pengairan rutin bagi para petani,” tutupnya.

World Water Forum Ke-10 diselenggarakan bersama Pemerintah Indonesia dan Dewan Air Dunia (World Water Council (WWC). Mengusung tema “Air untuk Kesejahteraan Bersama” atau “Water for Shared Prosperity”. Forum tersebut diharapkan memberikan solusi dalam menyediakan air untuk seluruh kehidupan.

Para pemimpin, kepala negara, dan delegasi global akan bertukar gagasan dan pemikiran dalam mencari solusi masalah air dunia dalam forum yang digelar pada 18-25 Mei di Bali, Indonesia.

Lebih dari 200 sesi diskusi akan fokus memperkuat kemampuan dalam mengatasi berbagai tantangan dalam menyediakan air bersih dan adil bagi semua. (ant/azw/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs