Jelang perayaan momen Imlek pada Sabtu 10 Februari 2024 mendatang, beragam ornamen khas pecinan sudah banyak terpasang menghiasi penjuru Kota Surabaya.
Demikian dengan klenteng-klenteng di Kota Pahlawan yang banyak dikunjungi jemaat, tampak menampilkan kesenian khas Tionghoa.
Wayang Potehi salah satunya, yang menghiasi dan menyambut para jemaat di Klenteng Hong Tiek Hian di Jalan Dukuh Pabean Cantikan, Kota Surabaya.
Wayang Potehi yang dimainkan seorang dalang dari balik panggung pertunjukan itu, sanggup menarik perhatian para jemaat yang sedang beribadah di Klenteng tertua Kota Surabaya tersebut.
Kesenian tradisional dari Tionghoa yang telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun lalu itu, dimainkan dengan lincah diiringi lantunan musik khas pecinan. Durasinya, sekitar dua jam dalam sekali tampil.
Aling salah satu jemaat Klenteng Hong Tiek Hian menuturkan, Wayang Potehi sebetulnya ditampilkan setiap hari, tidak hanya mendekati waktu Imlek saja.
“Kalau Potehi ini setiap hari memang ada bukan cuma mau Imlek saja, durasi mainnya sekitar kurang lebih dua jam saja,” ucap Aling saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (5/2/2024).
Dia juga menjelaskan, Wayang Potehi setiap harinya memiliki cerita yang berurutan (series) tentang Kerajaan Tiongkok.
“Ini ceritanya nyambung dari pertama sampai akhir nanti, pembahasannya juga dari cerita Kerajaan Tiongkok dulu,” tuturnya.
Aling juga berharap jika Imlek ini momen yang harus benar-benar dijaga, karena saat Imlek akan bertemu dengan keluarga besar.
“Iya, Imlek ini memang momennya sangat bagus untuk bertemu dengan keluarga, semoga Imlek tahun ini dapat berkat yang besar” pungkas Aling. (man/bil/ham)