Jumlah korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, terus bertambah. Hingga Minggu (29/12/2024) siang, 96 korban dilaporkan meninggal dunia.
Dilansir dari The Korea Herald, pihak berwenang khawatir jumlah korban tewas dapat meningkat menjadi 179. Sehingga hanya menyisakan dua orang yang selamat dari 181 orang yang ada di dalam pesawat.
Menurut Markas Besar Pemadam Kebakaran Jeonnam, kedua korban selamat adalah anggota kru Jeju Air, terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan.
Tidak ada korban selamat tambahan yang ditemukan di antara para penumpang, dan kondisi reruntuhan pesawat menunjukkan bahwa harapan untuk mendapatkan lebih banyak korban selamat sangatlah tipis, kata otoritas pemadam kebakaran dalam pengarahan kepada keluarga para penumpang.
Badan pesawat hancur total akibat kecelakaan itu, sehingga identifikasi korban menjadi sangat sulit. Tim penyelamat terus berupaya menemukan jenazah penumpang yang hilang.
Laporan menunjukkan bahwa banyak jenazah yang rusak parah, sehingga menyulitkan proses identifikasi.
Pihak berwenang tetap fokus pada operasi pemulihan dan identifikasi korban sementara penyelidikan penyebab tragedi terus berlanjut. Sekitar 720 petugas, termasuk personel bandara, pemadam kebakaran, polisi, militer, dan penjaga pantai dikerahkan ke lokasi kejadian.
Sementara itu, Kim E-bae CEO Jeju Air mengatakan bahwa penyebab pasti kecelakaan tersebut belum diketahui.
“Kami menyampaikan permintaan maaf yang tulus dan belasungkawa kepada keluarga para korban,” ujarnya sambil menundukkan kepala dalam konferensi pers.
Kim menegaskan bahwa pesawat yang jatuh pada Minggu pagi itu tidak memiliki riwayat kecelakaan sebelumnya. Ia menambahkan bahwa pesawat tersebut tidak menunjukkan masalah apa pun selama pemeriksaan rutin.
Sebelumnya, kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan pada Minggu pagi. Penerbangan Jeju Air 7C2216 yang membawa 181 penumpang dan awak, melampaui landasan pacu, bertabrakan dengan pagar pembatas, dan terbakar.
Pesawat Jeju Air tersebut berangkat dari Bangkok pada pukul 01.30 pagi waktu setempat, dan dijadwalkan mendarat di Muan pada pukul 08.30 pagi.
Selama upaya pendaratan pertamanya di landasan pacu nomor satu, pesawat gagal mendarat dan melakukan go-around, manuver penerbangan di mana pilot memilih untuk membatalkan pendaratan dan kembali ke udara untuk terbang berputar dan mencoba lagi.
Pada percobaan kedua, roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik, yang menyebabkan pendaratan darurat di dekat ujung landasan, menurut pihak berwenang.
Diduga karena tidak dapat mengurangi kecepatan sepenuhnya, pesawat menabrak pagar pembatas bandara dengan cepat, mengakibatkan kehancuran dan kebakaran seketika, menurut pihak berwenang. (ant/saf/iss)