Andik Fadjar Tjahjono, Kepala Satpol PP Jawa Timur dan Nurul Ansori Plh. Kepala Bakesbangpol Jatim mengungkapkan upaya mereka dalam meningkatkan ketertiban umum, toleransi, dan kerukunan masyarakat.
Dalam Talkshow “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya pada Selasa (29/10/2024) pagi, keduanya menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dan partisipasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
Andik menjelaskan bahwa Satpol PP Jawa Timur memiliki empat tugas utama: penegakan peraturan daerah, penyelenggaraan ketertiban dan ketenteraman umum, pengawasan serta perlindungan masyarakat, dan pemadam kebakaran.
Untuk mendukung tugas-tugas ini, Satpol PP telah meluncurkan SIJALINMAJA (Sistem Integrasi Jaga Lindungi Masyarakat Jawa Timur).
Aplikasi ini terhubung dengan Satpol PP di masing-masing kabupaten/kota, memungkinkan pemantauan kerawanan dan pelaporan kebakaran secara berkala.
“SIJALINMAJA membantu kami memahami peta kerawanan dan ketertiban di masyarakat,” jelas Andik.
Ia juga menambahkan bahwa koordinasi antara Satpol PP di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sangat penting, dengan melakukan patroli bersama di kawasan yang dianggap rawan.
Selain itu, Satpol PP juga menggandeng masyarakat melalui pembentukan Kader Penegak Perda (Kakanda), yang berperan aktif dalam menjaga ketertiban.
“Kami masuk ke sekolah dan komunitas, mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam penegakan peraturan daerah,” ungkap Andik.
Di sisi lain, Nurul Ansori dari Bakesbangpol Jatim menekankan pentingnya toleransi sebagai fondasi kerukunan masyarakat.
“Toleransi wajib ada di setiap anggota masyarakat untuk menjaga stabilitas,” katanya.
Ansori menambahkan bahwa kerukunan yang terjaga berkontribusi pada keamanan sosial dan politik di Jawa Timur, yang saat ini dinyatakan aman dan damai.
Langkah konkret yang telah diambil Bakesbangpol termasuk pelatihan tim penyuluhan anti-radikalisme yang bekerja sama dengan Polda Jatim, Kodam V/Brawijaya, serta ormas dan tokoh agama.
Sosialisasi antiradikalisme telah dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Malang dan Madiun, dengan melibatkan Dinas Pendidikan setempat.
“Kerukunan antarumat beragama juga kami jaga dengan menyusun modul toleransi untuk berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan pelajar,” tambah Nurul Ansori.
Keduanya sepakat bahwa kolaborasi dengan seluruh stakeholder sangat penting untuk menciptakan Jawa Timur yang aman, nyaman, dan damai. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Jawa Timur dapat terus menjadi contoh dalam hal ketertiban dan kerukunan masyarakat di Indonesia. (saf/ham)