Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (Prodi Magister Ilkom UB) menggelar rapat penting dengan The University of Newcastle (UoN), Australia, pada 14-16 Oktober 2024.
Pertemuan ini bertujuan untuk melanjutkan kembali kerja sama strategis yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, sekaligus mengembangkan kolaborasi di bidang akademik dan penelitian kedua universitas.
Kerja sama yang dibahas mencakup program pertukaran mahasiswa (student exchange), pertukaran staf (staff exchange), program double degree, serta kolaborasi riset.
Fokus utama adalah perumusan program international double degree dengan konsentrasi Master of Global and Environmental Communication, yang akan diluncurkan tahun depan.
Program ini dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa dengan keahlian global di bidang komunikasi, terutama terkait isu-isu lingkungan yang semakin penting di era modern.
Delegasi UB dalam pertemuan itu dipimpin oleh Maulina Pia Wulandari selaku Kaprodi Magister Ilkom, didampingi oleh Dr. Antoni, dosen senior. Dari pihak UoN, ada Kate Nash selaku Dean and Head of School of Humanities, Creative Industries and Social Science, serta Tim Roberts profesor emeritus yang memiliki keahlian dalam komunikasi lingkungan.
“Kerja sama ini akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan peneliti di kedua universitas. Kami berharap program double degree dan kolaborasi yang direncanakan dapat memperkaya wawasan akademik dan memperkuat kualitas pendidikan serta penelitian,” ujar Maulina Pia Wulandari.
Di sisi lain, Kate Nash juga menyampaikan antusiasmenya untuk menyambut kembali Universitas Brawijaya sebagai mitra strategis.
“Kerja sama ini membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman pendidikan internasional, terutama di bidang komunikasi global dan lingkungan,” ujarnya.
Selain fokus pada program pascasarjana, kolaborasi antara UB dan UoN juga akan dikembangkan di tingkat sarjana. Kedua universitas berencana mengembangkan program pertukaran mahasiswa serta kolaborasi di bidang lain, seperti sosiologi dan linguistik, yang akan memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa dan dosen dalam mendapatkan pengalaman akademik lintas negara.
Tim Roberts menambahkan, “Dengan semakin pentingnya isu lingkungan global, program ini akan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan komunikasi di era perubahan iklim dan keberlanjutan.”
Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan antara Universitas Brawijaya dan The University of Newcastle, serta memajukan kolaborasi akademik di tingkat global. (bil/ipg)