United Nations Children’s Fund (UNICEF) menunjuk Kota Surabaya menjadi titik pertama penguatan mental health penyidik untuk menangani kasus perempuan dan anak.
Milen Kidane Kepala Program Perlindungan Anak Unicef Indonesia menyebut, upaya ini bentuk komitmen dengan sepuluh kementerian untuk menangani kasus anak dan perempuan.
“Meski hanya satu anak harus ditangani semua lembaga. Terkait penanganan anak konflik dengan hukum yang sama dia adalah anak. Dia tetap perlu dilindungi,” katanya saat ditemui di Surabaya, Senin (20/5/2024).
Pelatihan kesehatan mental untuk penyidik ini, lanjutnya, untuk mempercepat intervensi kasus kekerasan. Apalagi tren pelecehan seksual yang sekarang berkembang ke ranah online.
Sementara Brigjen Kristiyono Kepala Biro SDM dan Psikologi Mabes Polri menyebut, Surabaya dan Jawa Timur termasuk daerah dengan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cukup tinggi.
“Secara umum, Jatim tinggi kasus melibatkan perempuan dan anak,” katanya lagi.
Pelatihan awal ini baru diikuti 100 penyidik di Jawa Timur. Selanjutnya bergeser ke empat titik lainnya.
“Selanjutnya Polda bisa mengembangkan pelatihan tidak harus dari kami secara internal kepolsiian Jawa Timur. Ini hanya 80-100 orang penyidil, Jatim aja Polres 39 reskrim. Jadi diambil baru satu. Peserta hari ini semua polres di Jatim,” paparnya. (lta/saf/ipg)