Uji coba makan gratis siswa di lima sekolah dasar negeri (SDN) sejak Juli hingga Desember sudah selesai, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tinggal menunggu petunjuk Pemerintah Pusat.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, dari hasil evaluasinya, uji coba berjalan baik. Teknisnya kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk penyediaan makanan, dan ojek online untuk pengantaran ke sekolah.
Tapi, Eri mengatakan pemkot akan menunggu kepastian pemerintah pusat, khususnya apakah program makan bergizi gratis ini akan menggandeng UMKM, atau dapur umum.
“InsyaAllah tinggal tunggu petunjuk teknisnya apakah pergerakan dengan UMKM atau dapur umum kita tunggu,” kata Eri, Kamis (26/12/2024).
Sementara Bahtiyar Rifai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya menambahkan, dengan rancangan biaya Rp10 ribu per paket makan, lebih ideal sebetulnya menggunakan dapur umum.
“Sudah keluar angka Rp10 ribu sepaket MBG (Makan Bergizi Gratis),” imbuhnya.
Nominal itu akan cukup, karena menurutnya belanja bahan akan disediakan pemkot. Selanjutnya tinggal menggandeng tenaga di dapur umum untuk memproses makanan hingga siap saji.
“Dapur unum menyiapkan, bahan-bahan dari kita semua, dari ketahanan pangan, (hasil) laut, pertanian, dikumpulkan, didistribusikan,” bebernya.
Meski demikian, dia menyebut jumlah tenaga yang dibutuhkan masih harus dikalkulasi berdasarkan jumlah siswa yang jadi sasaran penerima. “Pada prinsipnya Surabaya siap,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, DPRD Kota Surabaya bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah mulai membahas pelaksanaan program yang akan memakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya sebesar sekitar Rp1,1 triliun itu. Hitungan itu untuk sekitar 400 ribu pelajar SD dan SMP negeri dan swasta setiap harinya selama satu tahun. (lta/bil/ipg)