Jumat, 22 November 2024

Tim Konselor Sekolah Surabaya Beri Bimbingan Akhlak dan Psikis Pelajarnya yang Terjaring Pesta Miras

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Tim konselor sebuah sekolah di Surabaya memberikan bimbingan kelompok kepada siswa-siswinya, terutama untuk mereka yang melanggar kedisiplinan dan akhlak, Jumat (12/1/2024). Foto: Istimewa

Tim konselor sebuah sekolah di Surabaya memberikan bimbingan kelompok kepada siswa-siswinya, terutama untuk mereka yang melanggar kedisiplinan dan akhlak melakukan pesta miras.

Meski hasil tes urine 21 pelajar yang terjaring razia oleh Satpol PP itu negatif dan telah diberi sanksi pembinaan berupa kerja sosial di Liponsos Surabaya, tetapi sekolah tetap memberi pembinaan yang serius pada para siswa.

“Terutama pembinaan untuk kesehatan psikologis mereka dalam penghargaan diri. Kemampuan menghargai diri sendiri itu disebut efikasi diri, yakni individu mampu mengapresiasi sekecil apapun pencapaian positifnya, dan tidak berlebihan menyalahkan keadaan atau lari dalam aktifitas negatif,” kata Budi Prasetyo salah satu tim Konselor dari sekolah tersebut.

Pembinaan itu, kata dia, berisi materi-materi sentuhan kalbu dan psikis, untuk para siswa yang bermasalah tersebut.

Hal itu, kata dia, merupakan bentuk respon sekolah terkait fenomena kenalakan remaja yang akhir-akhir ini marak.

Menurutnya, sekolah berupaya hadir untuk mendampingi para siswa bermasalah agar mereka dapat merasa diperhatikan.

“Kami di sekolah merasa lebih perlu menindak mereka dengan cara yang humanis dan tidak otoriter. Kami lakukan pendekatan melalui kegiatan bimbingan kelompok ini agar mereka merasa dirangkul, dan tidak dijauhi sekolah,” ujarnya.

Konsep pembinaan kalbu itu, lanjut dia, dilakukan untuk memperbaiki akhlak dan penyembuhan psikis anak. Sehingga, dalam penanganannya tidak dilakukan secara fisik atau pun kekerasan.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan masa muda adalah masa ekspolasi yang tinggi bagi siswa. Sebagian siswa ada yang lancar melaluinya dengan hal-hal positif, tapi sebagian ada juga yang terkendala, hingga terjerumus pada kegiatan negatif.

Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan masa remaja ini. Tidak cukup hanya sekolah saja, melainkan juga lingkungan hingga bimbingan orangtua.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa dalam perkembangam siswa zaman sekarang, sangat dibutuhkan kemampuan menghargai diri sendiri untuk dapat melalui waktu remajanya secara positif.

Sementara itu, Alfianur Rizal Waka Kesiswaan yang menjadi penanggungjawab kegiatan mengatakan, bimbingan kelompok itu merupakan perlakuan awal bagi para siswa bermasalah tersebut. Selanjutnya akan dilakukan terapi dengan shalat malam, puasa sunnah dan dzikir bersama untuk mereka.

“Harapan kami melalui perlakuan dan treatment ini, para siswa akan menjadi pribadi yang lebih baik, dan membawa manfaat bagi masyarakat dan keluarga,” pungkasnya. (ris/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs