Banjir akibat luapan sungai masih menggenang di wilayah Kabupaten Jombang dan Mojokerto. Untuk mengurangi genangan tersebut, Pemerintah Provinsi Jatim mengoptimalkan tiga mesin pompa untuk mempercepat penyedotan debit air.
Adhy Karyono Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur menyatakan, pengoptimalan mesin pompa itu bertujuan agar genangan air yang meluap ke pemukiman warga bisa segera surut.
Selain mengandalkan penyedotan menggunakan mesin pompa, Pemprov Jatim juga melakukan pengerukan sungai yang dangkal agar aliran air bisa lebih lancar.
“Tiga mesin pompa kami optimalkan untuk menormalisasi debit air di pemukiman warga agar segera surut. Nanti kami siapkan Amfibi Ponton untuk mempercepat penyurutan genangan air,” kata Adhy dalam keterangannya, Minggu (15/12/2024).
Persoalan banjir itu tidak hanya disebabkan oleh tingginya debit air dan dangkalnya sungai, namun aliran air juga terhambat karena dipenuhi enceng gondok.
“Enceng gondok sudah diambil semua, tinggal dinormalisasi dari ujung, karena debit airnya sangat banyak dan itu sudah mulai dangkal. Dari BBWS juga sudah masuk ekskavator (mesin pengeruk), kami sama-sama menyelesaikan itu,” imbuhnya.
Selain itu, Adhy bersama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Sosial, juga meninjau lokasi bencana banjir dan posko pengungsian yang berada di Kabupaten Jombang dan Mojokerto pada Sabtu (14/12/2024) kemarin.
Untuk lokasi pengungsian di Kabupaten Jombang, terdapat tiga titik, yaitu Balai Desa Jombok dengan jumlah pengungsi sebanyak 75 jiwa, Balai Desa Blimbing sebanyak 115 jiwa, dan Balai Dusun Plosorejo sebanyak 29 pengungsi.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Mojokerto, terdapat sembilan lokasi pengungsian dengan jumlah total pengungsi sebanyak 406 jiwa.
Pj Gubernur Jatim memastikan seluruh kebutuhan dasar para pengungsi di kedua wilayah terdampak banjir tersebut akan terpenuhi selama di lokasi pengungsian.
“Kami pastikan seluruh kebutuhan para pengungsi, baik yang dewasa maupun yang anak-anak, akan terpenuhi, baik logistik, pakaian, kasur, selimut, matras, sampai kebutuhan yang bersifat privasi seperti pakaian dalam akan kami penuhi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, hujan lebat dengan intensitas tinggi selama berhari-hari mengguyur wilayah Jatim, termasuk Kabupaten Jombang dan Mojokerto.
Dampak cuaca ekstrem tersebut menyebabkan kenaikan debit air sungai setempat yang meluap ke pemukiman warga dengan ketinggian 1 meter, di wilayah Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, dan Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Di wilayah Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, terdapat beberapa titik yang terdampak banjir, antara lain Dusun Kedungmacan, Desa Kedung Betik, Dusun Kampungturi, Dusun Sambigelar, Kecamatan Pojok Kulon, Dusun Sapon, Desa Jombatan, Dusun Beluk, Desa Jombok, dan Dusun Kedondong, Desa Blimbing.
Bencana banjir di wilayah Jombang ini juga menyebabkan 400 unit rumah dengan jumlah 535 KK terdampak. Akses jalan tidak bisa dilewati, serta area persawahan masyarakat yang tergenang air.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Mojokerto, wilayah yang terdampak berada di beberapa titik di Kecamatan Sooko, yaitu Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk di Desa Tempuran, serta Dusun Pendowo, Dusun Sanggrahan, dan Dusun Sidonganti yang semuanya berada di Desa Ngingasrembyong.
Dari banjir ini, total rumah yang terdampak sebanyak 867 unit dengan jumlah KK sebanyak 200 KK. Selain itu, ada 4 unit fasilitas umum yang tidak bisa digunakan karena genangan air. (wld/saf/ham)