Ada tiga kunci yang harus dikuasai pembicara di depan umum agar Jago Ngomong Bukan Tong Kosong versi Suara Surabaya Academy.
Fabian Yudistira, Announcer Suara Surabaya sekaligus dosen luar biasa komunikasi membeberkan, sebelum pembicara berdiri di hadapan audiens, harusnya sudah mengantongi peluru untuk ditembakkan ke para peserta.
“Yang perlu dipersiapkan materi dan konten supaya punya peluru ketika bicara di depan untuk dibagikan ke audiens,” katanya usai mengisi Jago Ngomong Bukan Tong Kosong yang digelar Suara Surabaya Academy di hall Suara Surabaya Centre, Sabtu (24/2/2024).
Menurutnya, pembicara harus tahu keberadannya untuk memberi informasi kepada sasaran yang dituju. “Pertama, to inform,” katanya lagi.
Tak sekedar memberi informasi, tapi apa yang disampaikan juga harus mengedukasi peserta sebuah forum atau diskusi. “To educate,” imbuhnya.
Terakhir, untuk memastikan pesannya tersampaikan dengan baik, pembicara harus bisa menghibur peserta agar tetap fokus menyimak.
“To entertain. Boleh disiapkan (bercandaan). Tapi lihat audiens dulu, kalau formal, jokes-nya yang smart, menimpali, ringan. Kalau gak bisa lebih baik jangan dipaksanakan, nanti bisa ada pihak tersinggung atau garing. Dipraktikkan ke lingkungan kecil dulu aja,” terangnya.
Yang tak kalah penting untuk menunjang penampilan pembicara, lanjutnya, yaitu busana yang digunakan harus sesuai tema acara dan menambah kepercayaan diri.
Fabian berharap apa yang disampaikan hari ini bisa menjadi referensi anak muda untuk bisa berbicara tapi tidak asal.
“Ke depan, bisa dipraktikkan. Public speaking itu ilmu terapan, jadi kalau gak diterapkan, ilmunya gak dapat,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Suara Surabaya Academy mengadakan “Jago Ngomong: Bukan Tong Kosong”, pelatihan public speaking untuk pelajar dan mahasiswa pada Sabtu (24/2/2024) di Suara Surabaya Centre Jalan Raya Bukit Darmo Nomor 22-24, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Ada 100 lebih pelajar dan mahasiswa yang hadir. Mereka dinilai sudah membutuhkan public speaking baik di dunia akademik sekolah dan universitas maupun mengimbangi kemajuan teknologi, adanya sosial media yang mengharuskan pemuda menuangkan ide dan kreativitasnya.
Selain Fabian, sebelumnya, sudah ada Adit Jufriansyah Announcer Suara Surabaya dan Professional Dubber yang menyampaikan materi. Selain materi, ada pelatihan praktik secara langsung berupa senam vokal di akhir sesi. (lta/bil/ipg)