Menghadapi musim hujan yang diprediksi oleh BMKG akan dimulai pada minggu kedua November hingga Maret 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersiap menggelar program Surabaya Bergerak Jilid 2.
Agus Hebi Djuniantoro Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya menjelaskan, program ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi basah, seperti genangan air, pohon tumbang, dan kerusakan rumah akibat angin kencang.
Agus Hebi menjelaskan, Pemkot Surabaya sudah mempersiapkan langkah mitigasi, termasuk normalisasi saluran air yang menjadi penyebab genangan.
Ia menyebut, Surabaya Bergerak Jilid 2 akan melibatkan kerja bakti di berbagai titik, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, komunitas, serta warga setempat.
Surabaya Bergerak yang diinisiasi oleh Suara Surabaya Media, telah dimulai sejak 2022 dan terus berlanjut secara mingguan. Program ini kembali ditekankan untuk menghadapi musim hujan kali ini.
Pada Kamis (24/10/2024), akan dilakukan peluncuran besar-besaran dengan kerja bakti bersama di sepanjang sungai mulai dari Monumen Kapal Selam (Monkasel) hingga Jembatan Petekan, yang melibatkan 12 zona pembersihan.
Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong warga untuk ikut serta membersihkan saluran air di lingkungan masing-masing.
“Kita harapkan dengan program ini warga juga ikut menormalisasi saluran tersier di kampung-kampung. Tidak bisa semuanya mengandalkan pemerintah, warga harus berpartisipasi,” ucap Agus Hebi ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa (22/10/2024).
Agus Hebi menambahkan, program Surabaya Bergerak memiliki tujuan jangka panjang, yakni mencegah bencana yang dapat menyebabkan kemiskinan akibat banjir yang menghambat aktivitas ekonomi masyarakat.
Dengan semangat gotong royong, Agus Hebi mengimbau warga Kota Pahlawan agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Terutama dalam menjaga kelancaran aliran air di depan rumah masing-masing. (nis/saf/ham)