Senin, 25 November 2024

Supplier Sparepart Alat Berat di Surabaya Hampir Kena Tipu, Modus Pelaku Manfaatkan Jasa Pengiriman

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi. Excavator. Foto: Pixabay

Berbagai cara dilakukan oleh penjahat untuk melakukan aksi penipuan. Kali ini modusnya membeli barang menggunakan bukti transfer palsu dan tiba-tiba mengganti alamat tujuan pengiriman.

Ricky, pegawai sebuah perusahaan penyedia sparepart alat berat di Kota Surabaya melaporkan peristiwa yang baru dialami tempat kerjanya.

“Saya kena tipu. Barang sudah diambil dari gudang, ternyata bukti transfernya palsu. Saya belum cek Mobile Banking,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat sore (27/9/2024).

Barang yang dimaksud adalah Undercarriage atau sparepart alat berat untuk kaki ekskavator, seharga Rp24 juta.

Terduga pelaku yang menggunakan nama Indra Jaya itu mengambil barang tersebut dari gudang perusahaan yang terletak di daerah Greges, Surabaya menggunakan kurir dari sebuah aplikasi jasa logistik.

“Saat kurir keluar dari gudang, saya sempat foto kurir yang mengenakan seragam perusahaan pengiriman. Ada rekaman CCTV juga. Jadi tracking-nya cukup mudah,” terang Ricky.

Ricky kemudian menghubungi perusahaan jasa logistik dan mendapat nomor telepon kurir yang membawa barangnya. Dia cukup lega ketika kurir kooperatif dan memberitahukan posisi barang yang ia bawa dikirim ke sebuah bengkel alat berat di daerah Surabaya utara. Setelah itu, Ricky mendatangi tempat tersebut untuk mengambil barangnya.

Kepada Ricky, bos bengkel tersebut mengaku dia mendapat penawaran dari seseorang berinsial M, untuk membeli Undercarriage. Karena bengkel itu menerima pengiriman barang tersebut.

Saat Ricky berada di bengkel itu, bos bengkel pun mencoba menghubungi M. Namun nomornya sudah tidak aktif. Tak lama ada telepon masuk dari sebuah nomor WhatsApp dengan keterangan nama “Bismillah”. Bos bengkel menjawab panggilan tersebut dan langsung menanyakan barang itu. Seketika, pria di ujung telepon menjawab dengan gagap, bilang akan menghubungi lagi nanti. Sambungan telepon pun terputus.

Setelah memeriksa bukti-bukti yang dibawa Ricky, pihak bengkel pun mempersilakan Ricky membawa kembali barang tersebut.

“Puji Tuhan pihak bengkel juga belum mengirimkan uang ke komplotan pelaku, sehingga tidak ada kerugian yang menimpa saya dan bos bengkel, baik dari uang maupun barang,” kata dia.

Kemudian pada Sabtu sore (28/9/2024), S, kurir barang tersebut menghubungi Radio Suara Surabaya. Dia menceritakan bagaimana cara terduga pelaku berusaha memanfaatkan jasanya untuk menghilangkan keberadaan barang tersebut.

“Saya mengambil barang dari daerah Greges. Saya tanya ke pegawainya, ‘Mas ini surat jalannya mana? tanda terima mana?’, katanya sudah beres semua. Saya foto, saya bawa,” kata S.

Tujuan awal pengiriman barang itu adalah ke Kendangsari Industri. Namun, saat S baru sampai Jalan Diponegoro, Surabaya, customer bernama Indra meminta S untuk mengirimkan ke alamat lain.

“Saya ditelepon lewat WhatsApp, diminta mengikuti alamat yang di-shareloc, katanya nanti ongkos kirimnya ditambah,” ujar S.

Saat customer mengganti lokasi pengantaran, S mengaku sudah punya firasat ini tidak benar. “Saya pengalaman pernah juga dipaksa disuruh mengantar, ternyata bukti transfernya palsu. Saya mau hubungi tempat pengambilan barang di Greges, ternyata tidak ada surat jalannya jadi saya tidak tahu nomor teleponnya,” tuturnya.

S tetap mengikuti arahan customer yang juga terduga pelaku tersebut sambil terus mendokumentasikan pengirimannya.

“Sepanjang jalan customer terus menanyakan saya sudah sampai mana. Katanya ongkosnya mau dibayar di tempat, tapi ternyata sesampainya di lokasi ia minta ongkirnya ditransfer saja ke rekening saya. Setelah itu nomor saya diblokir,” ujarnya.

Beberapa waktu kemudian, S dihubungi kantor aplikasi jasa pengiriman di Jakarta. Benar firasatnya, pemilik barang mengaku kena tipu. S pun meminta perusahaan membagi nomor teleponnya ke korban agar bisa menghubunginya.(kir/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
28o
Kurs