Rabu, 18 September 2024

Setiap Hari Ada Sekitar 10 Anak di Jawa Timur Cuci Darah Akibat Gagal Ginjal

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi gangguan ginjal akut.

Berdasarkan data yang dikantongi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur, ada sekitar 8-10 anak harus menjalani hemodialisis atau cuci darah akibat gagal ginjal.

Hal itu disampaikan dr. Sjamsul Arief Ketua IDAI Jatim. Kata dia, anak-anak itu harus menjalani cuci darah sebanyak dua kali dalam satu pekan.

“Untuk cuci darah itu ada 8-10 anak per harinya,” ujar Sjamsul waktu dikonfirmasi, Minggu (11/8/2024).

Meski begitu, Sjamsul menyebut data secara komprehensif soal kasus gagal ginjal ada pada RSUD dr. Soetomo Suarabaya.

Ketua IDAI Jatim itu juga menyatakan, angka 8-10 anak perhari itu bukanlah lonjakan kasus yang signifikan di Jatim. Untuk itu tidak perlu dibesar-besarkan.

“Datanya ada di (RSUD) Soetomo sendiri. Gagal ginjal jangan dibesar-besarkan, di sini (Jatim) gak ada peningkatan signifikan,” tuturnya.

Sebagian penyebab kasus gagal ginjal pada anak banyak dipengaruhi oleh pola hidup. Namun, Sjamsul juga menyebut bahwa kasus gagal ginjal ada yang diakibatkan penyakit ginjal bawaan oleh anak, jumlahnya sekitar 80 persen.

“Penyebabnya penyakit ginjal 80 persen, ada infeksi kronis, lupus, nefotrik sindrom, juga ada penyakit metabolisme,” katanya.

Meski demikian, Ketua IDAI Jatim itu tetap berpesan supaya orang tua lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak.

“Yang siap saji, mie instan. Itu terutama, nggak baik untuk ginjal. Garamnya tinggi, tepungnya, pengawet juga zat yang nggak baik,” tandasnya.

Terpisah, dr. Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jatim mengatakan, metode pencegahan di awal merupakan cara terbaik untuk meminimalisir kasus gagal ginjal pada anak.

Artinya, semua pihak terutama orangtua memiliki peran penting memberikan edukasi pola hidup sehat kepada anak. “Yang terpenting preventif dan promotif,” kata Erwin.

Selain itu, Erwin juga meminta kepada orangtua yang sedang merawat anak pasien gagal ginjal, agar tidak diobati sendiri. Sebab, penangannya harus memerlukan tindakan medis dari dokter.

“Kita dorong masyarakat untuk tidak mengobati sendiri. Kalau bisa ke dokter lah. Jangan sampai terjadi hal-hal yang seperti itu,” ungkapnya.

Sedangkan waktu ditanya soal jumlah pasti kasus gagal ginjal pada anak, Erwin mengaku belum mengantongi data ter update untuk periode saat ini. “Saya belum update datanya,” ucapnya. (wld/bil/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Rabu, 18 September 2024
26o
Kurs