Senin, 25 November 2024

Seribuan Pasutri Ikut Doa Akbar di Masjid Al-Akbar Surabaya, Ikhtiar Mendapatkan Buah Hati

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Habib Husein Ja'far saat memberikan ceramah dalam gelaran "Doa Akbar Pejuang Garis Dua" di Grand Ballroom As Shofa Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu (4/8/2024). Foto: Akira suarasurabaya.net

Lebih dari seribu pasangan suami-istri  mengikuti doa bersama di Masjid Al-Akbar Surabaya yang dipimpin Habib Husein Ja’far sebagai ikhtiar mendapatkan buah hati, Minggu (4/8/2024).

Acara yang bertajuk “Doa Akbar Pejuang Dua Garis” itu digelar oleh Asha IVF Indonesia dan Rumah Sakit PHC Surabaya.

Dalam acara tersebut, Habib Jafar, sapaan akrab Husein Ja’far mengatakan, beberapa nabi dan rasul pendahulu juga ada yang mendapat ujian kesulitan memiliki anak.

“Bahkan, Nabi Zakariya baru memiliki anak ketika dia berusia lebih dari 80 tahun,” terangnya saat ditemui di sela-sela dakwah, di Grand Ballroom As Shofa Masjid Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur.

Saat itu, lanjut Habib Jafar, Nabi Zakariya juga memakai cara mengasuh anak orang lain. Cara itu yang sampai sekarang juga dilakukan oleh banyak pasangan suami-istri, ketika mereka belum memiliki anak.

“Jadi, sebenarnya kita ini meniru usaha yang dulu pernah dilakukan nabi, ditambah dengan bantuan teknologi modern sebagai usaha untuk memiliki buah hati,” ungkapnya.

Menurut Habib Jafar, doa bersama dilakukan karena dia meyakini doa para peserta yang hadir itu bisa saling mengisi hingga menjadi sempurna di hadapan Allah SWT.

“Karena kata Nabi Muhammad SAW, tangan Allah selalu mengikuti dalam orang-orang yang berkumpul untuk kebaikan. Nah sekarang, kita semua sedang berkumpul dengan niat yang baik untuk mendapatkan putra dan putri,” jelasnya.

Sementara itu, Dokter Amang Surya Priyanto Direktur Asha IVF Indonesia menyebut, gangguan kesuburan tidak hanya berasal dari penyakit, tapi juga semangat dan psikologis suami-istri.

Menurutnya, saat ini tercatat ada 157 ribu pasangan di Indonesia yang mengalami kesulitan hamil.

“Dari jumlah itu, yang berhasil tertangani dengan program bayi tabung pada tahun 2022 hanya sekitar 13 ribu pasangan. Penyebabnya tidak hanya dari segi finansial tapi juga mental mereka yang kadang enggan untuk melakukan konsultasi secara medis,” ungkapnya.

Tapi, Amang sadar sebenarnya teknologi hanya sebagian upaya saja. “Yang kami lakukan hanya sebagian kecil, karena hal besar lainnya tergantung pada Ilahi,” tutupnya.(kir/bil/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs