Jumat, 22 November 2024

Seorang Ibu di AS Gugat Tesla usai Anak Dua Tahunnya Nyalakan Model X dan Menabraknya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Tesla Model X. Foto: Antara/ Tesla

Seorang ibu yang berdomisili di California, Amerika Serikat (AS), menggugat perusahaan otomotif Tesla karena kecelakaaan setelah putranya yang berusia dua tahun tanpa sengaja menyalakan kendaraan Model X-nya dan menabrak dirinya yang tengah hamil anak kedua.

Wanita itu menuduh ada cacat desain pada Tesla Model X tersebut, yang kemudian buru-buru dibantah oleh perusahan milik miliarder Elon Musk, pada Jumat (12/4/2024).

Melansir Antara, Minggu (14/4/2024), Mallory Harcourt wanita yang menggungat Tesla itu mengaku membeli Model X pada tahun 2018 karena fitur keamanan yang ditawarkan.

Kecelakaan sendiri terjadi pada 27 Desember 2018. Tapi, itu menimbulkan trauma yang kemudian mendorongnya untuk mengevaluasi kembali keputusan mereka untuk membeli mobil listrik. Persidangan kasus itu dimulai 11 April 2024.

Menurut gugatannya, Harcourt tiba di rumahnya pada hari kejadian, dan menyadari lupa meletakkan kunci rumahnya di klinik chiropraktik milik suaminya. Karena putranya membutuhkan popok baru, dia memutuskan untuk membuat tempat ganti popok di garasi rumahnya sebelum pulang.

Dia mengeluarkan tas popoknya dari mobil dan membiarkan pintu pengemudi terbuka. Sementara dia sibuk, putranya berjalan menjauh darinya dan naik ke dalam kendaraan. Setelah menyadari keberadaannya, dia memanggilnya dan mulai berjalan menuju Model X.

Saat berada di ruang kaki kendaraan itulah, sang putra menyentuh pedal rem dan menyalakan mobil. Dia kemudian menyentuh tuas persneling, memasukkan mobil ke dalam mode drive, dan menginjak pedal gas, menyebabkan crossover listrik itu mencapai kecepatan 8 mph (12 kilometer per jam).

Harcourt mengatakan bahwa dia hampir tidak punya waktu untuk bereaksi. Dia juga mengaku mendengar tulang-tulangnya patah saat kejadian.

Setelah tetangganya menelepon 911, baru diketahui panggulnya patah. Dalam keadaan hamil delapan setengah bulan pada saat itu, dia terpaksa menjalani persalinan prematur yang “menyiksa” seminggu kemudian.

Dia juga terpaksa menghabiskan waktu seminggu di rumah sakit, yang menghabiskan biaya pengobatan sebesar 73 ribu Dollar AS (sekitar Rp1,2 miliar) menurut pengacaranya.

Meskipun luka-lukanya telah sembuh, dia mengatakan masih mengalami rasa sakit dan putranya mengalami trauma emosional akibat kecelakaan tersebut.

Pengacara Harcourt berpendapat meskipun wajar jika seorang balita memanjat masuk ke dalam kendaraan, tidak ada yang menyangka seorang anak dua tahun dapat menyebabkan mobil menyala. Mereka lebih lanjut menuduh kecelakaan itu terjadi karena desain Tesla yang tidak aman.

Harcourt menuntut ganti rugi yang tidak disebutkan jumlahnya untuk biaya pengobatan, tekanan emosional, dan banyak lagi.

Di sisi lain, pihak Tesla menolak penjelasan tersebut, dan para pengacaranya berpendapat cedera yang dialami Harcourt diakibatkan kelalaiannya sendiri karena meninggalkan putranya tanpa pengawasan. (ant/bil/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs