Jumat, 22 November 2024

Sempat Terkatung-katung di Pasuruan, Pria Berkebutuhan Khusus Bali yang Ingin Bertemu Bu Risma Dijemput Dinsos Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sultana (41 tahun) pria berkebutuhan khusus asal Denpasar, Bali waktu pertama kali ditemukan di Musala daerah Gempol, Pasuruan, Sabtu (6/4/2024). Foto: Rizky Putra via WA SS

Seorang pria berkebutuhan khusus asal Denpasar, Bali atas nama Sultana (41 tahun) yang sempat terkatung-katung di wilayah Pasuruan, Jawa Timur, telah dijemput Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pahlawan dan dibawa ke Liponsos Kalijudan, Mulyorejo, Minggu (7/4/2024) malam.

Keberadaan Sultan awalnya dilaporkan oleh Rizky Putra, warga Desa Legok, Gempol, Pasuruan kepada Radio Suara Surabaya, Minggu pagi. Yang bersangkutan ditemukan di musala dekat rumah Rizky dalam posisi terdiam dan linglung sejak Sabtu (6/4/2024).

Dari pengakuannya, Sultana mengatakan ke Rizky bahwa dia berumur 25 tahun dan ke Surabaya karena ingin bertemu Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya periode 2010-2020 yang sekarang menjabat Menteri Sosial RI.

Namun begitu sampai di Terminal Purabaya, Sidoarjo, dia diberitahu salah satu petugas kalau Tri Rismaharini sudah tidak lagi menjabat Wali Kota Surabaya dan diminta untuk kembali ke Bali naik bus. Rizky menjelaskan, Sultana untuk sementara dirawat dan ditampung warga setempat di musala tersebut.

“Dia ini tidak bawa apapun (identitas). Kalau pengakuannya dari Surabaya mau kembali ke Bali, tapi diturunkan di Tol Kejapanan. Ada uang sih diberi, tapi ya karena di jalanan diambil kernetnya (bus) mungkin dan langsung diturunkan,” jelas Rizky.

Sultana (41 tahun) pria berkebutuhan khusus asal Denpasar, Bali waktu pertama kali ditemukan di Musala daerah Gempol, Pasuruan, Sabtu (6/4/2024). Foto: Rizky Putra via WA SS

Setelah mendapat laporan Rizky, tim gate keeper Radio Suara Surabaya kemudian membagikan informasi keberadaan dan kondisi Sultana tersebut baik di udara maupun di Laman Facebook @e100, dengan harapan sampai ke keluarga yang bersangkutan.

Hingga akhirnya pada Minggu siang, sekitar pukul 13.00 WIB, orang yang mengaku sepupu Sultana atas nama Haris Budiman menghubungi Radio Suara Surabaya dan mengonfirmasi bahwa mereka berdua adalah anggota keluarga.

Dari pengakuan Haris, terungkap bahwa Sultana merupakan warga binaan Dinas Sosial Surabaya yang sempat dipulangkan ke keluarga, karena kondisinya membaik.

“Selama ini dia kan di Bali, tapi dia sering cerita ingin kembali ke Dinas Sosial yang pernah dimasukin, yang miliknya Tri Rismaharini mantan Wali Kota Surabaya,” ungkap Haris.

Namun, sesudah dipulangkan, tidak ada yang merawat dan membina Sultana, dikarenakan Ayahnya sudah meninggal dunia. Dari situlah, Sultana kerap bercerita ingin kembali ke Surabaya karena sering disuruh azan dan aktivitas lainnya yang membuatnya merasa nyaman.

Ibu dari Sultana, kata Haris, masih ada, namun kondisinya sama-sama memiliki keterbatasan sehingga tidak bisa merawat dan membina Sultana. Demikian dengan Haris sendiri, mengaku tidak bisa merawat Sultana karena alasan tertentu.

“Jadi menurut saya, dia memang pantas di dinas sosial biar ada yang membina, biar tidak ke sana kemari. Dinas sosial di sini sudah saya coba tapi tidak ada yang cocok, karena dia muslim, dapat pembinaan muslim dia di sana (Surabaya),” jelasnya.

Dia mengaku mewakili keluarga juga menyerahkan sepenuhnya Sultana untuk dibina Dinsos Kota Surabaya jika memungkinkan. “Tapi komunikasinya nanti tetap sama dengan saya,” ucapnya.

Setelah mengudaranya Haris, Radio Suara Surabaya kemudian menyampaikan informasi tersebut ke Dinsos Surabaya sembari kembali menghubungi Rizky Putra yang pertama kali menemukan Sultana.

Saat dihubungi kembali, Rizky juga mengaku telah berkomunikasi baik dengan Dinsos Pasuruan dan Dinsos Surabaya terkait kondisi Sultana. Dari komunikasi tersebut, dia mendapatkan informasi bahwa Sultana memang benar pernah menjadi warga binaan Dinsos Surabaya. Kejadian serupa yang bersangkutan kembali ke Surabaya juga berulang kali terjadi sejak 2017, hingga tahun 2023 kemarin.

Sultana kemudian dijemput Dinsos Pasuruan untuk ditampung sementara, yang sekaligus berkoordinasi dengan Dinsos Kota Surabaya terkait nasibnya ke depan.

Tak lama berselang, Anna Fajriatin Kepala Dinsos Kota Surabaya mengonfirmasi telah berkomunikasi dengan Dinsos Pasuruan untuk penjemputan Sultana. Pihaknya juga meng-update kejadian ini ke Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

Terkait kemungkinan Sultana akan ditampung seterusnya di Surabaya dan diberi pekerjaan di lingkungan dinsos meski KTP-nya di luar Surabaya, Anna mengatakan akan mengkondisikan terlebih dahulu.

“Kalau (peluang dipekerjakan di Surabaya) di Kementerian Sosial sangat besar sekali kemungkinan-kemungkinan itu. Insya Allah nanti pasti ada jalan keluar. Kalau dari pemkot memang yang diutamakan warga Surabaya, tapi OPD selalu ada tempat untuk orang-orang istimewa ini,” ucapnya.

Sementara kondisi terbaru Sultana yang diterima Radio Suara Surabaya dari Dinsos Kota Surabaya, Sultana sudah dijemput dan ditampung di Liponsos Kalijudan Surabaya, sejak Minggu (7/4/2024) malam.

“Sultana juga sudah ikut sahur bersama dengan penghuni Liponsos Kalijudan lainnya,” ujar Anna, Senin (8/4/2024) pagi. (bil/ham)

Sultana bersama para penghuni Liponsos Kalijudan lainnya, Senin (8/4/2024). Foto: Anna Fajriatin Kadinsos Surabaya

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs