Senin, 25 November 2024

Selama Dikomandoi Khofifah-Emil, Kemiskinan Ekstrem Jatim Turun 0,82 Persen Pada 2023

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim dan Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim waktu di Kantor BPK Jatim, Senin (16/10/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim.

Selama kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), persentase penduduk miskin ekstrem tercatat menurun 0,82 persen per Maret 2023.

Menurut data BPS Jatim, angka kemiskinan ekstrem terus menurun sejak 2021 yang mencapai 2,23 persen, lalu Maret 2022 sebesar 1,8 persen, September 2022 turun 1,56 persen, dan Maret 2023 menurun 0,82 persen.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Jatim untuk turunnya angka kemiskinan ekstrem itu, yakni dengan menyalurkan berbagai program bantuan sosial (bansos).

“Untuk mewujudkan Jatim Sejahtera, Jatim Berkah dan Jatim Harmoni yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya, berbagai upaya telah kami lakukan. Salah satunya dengan menyalurkan berbagai bantuan sosial,” ujar Khofifah, Senin (8/1/2024).

Sejumlah langkah yang dilakukan Khofifah-Emil supaya kemiskinan ekstrem berkurang adalah menurunkan beban pengeluaran rumah tangga miskin, meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin, dan menekan angka kemiskinan di daerah kantong kemiskinan.

Penurunan beban pengeluaran rumah tangga miskin diwujudkan lewat Program Keluarga Harapan (PKH) Plus dan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD).

Khofifah menyebut, PKH Plus bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memiliki anggota keluarga lansia di atas 70 tahun.

Masing-masing lansia yang menjadi penerima manfaat PKH Plus menerima bantuan senilai Rp2 juta per tahun yang dibagi dalam empat tahap penyaluran.

Selama periode 2019-2022, program ini menyasar 50.000 lansia per tahun, kemudian pada 2023 sasaran program ini bertambah menjadi 55.000 lansia. Total 255.000 lansia telah menerima program PKH plus. Sedangkan terkait program ASPD lebih mengutamakan kepada penyandang disabilitas berat.

Kata Khofifah, program ini pertama kali direalisasikan pada 2020 yang disalurkan untuk 3.000 penerima manfaat. Selanjutnya, pada tahun 2021-2023, jumlah penerima bertambah jadi 4.000 orang per tahun.

“Masing-masing penerima manfaat mendapat Rp3,6 juta per tahun yang disalurkan dalam empat tahap, sekitar 15 ribu orang telah menerima manfaat program ini,” tutur Khofifah.

Gubernur Jatim itu kemudian memberikan apresiasi dan meminta kepada semua pihak terkait, supaya terus bekerjakeras untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem.

“Ini berkat kerja keras kita semua, termasuk pilar-pilar sosial Jatim yang telah ikut serta bersama-sama menurunkan kemiskinan. Kerja keras pilar sosial telah menunjukkan hasil yang luar biasa, terima kasih kepada pilar-pilar sosial yang telah bekerja dengan luar biasa” tandasnya. (wld/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
35o
Kurs