Jumat, 22 November 2024

Sektor Pertanian Jatim Jadi Potensi Perencanaan Tenaga Kerja di Masa Depan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Prof. Amang Sudarsono Ketua Konsorsium PTV Jatim waktu ditemui usai FGD finalisasi workforce planning, innovation planning dan model ekosistem kemitraan, Kamis (18/7/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Sebagai wilayah yang disebut sebagai lumbung pangan nasional, Provinsi Jawa Timur (Jatim) memiliki potensi meningkatkan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari sektor pertanian.

Potensi besar itu dibahas dalam focus grup discussion (FGD) finalisasi workforce planning, innovation planning dan model ekosistem kemitraan yang diselenggarakan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) di salah satu hotel pusat kota, Kamis (18/7/2024).

FGD tersebut membahas tentang program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembagan inovasi berbasis potensi daerah. Subjek utama yang terlibat dalam program penguatan ekosistem dan pengembangan inovasi tersebut adalah Perguruan Tinggi Vokasi (PTV).

Prof. Amang Sudarsono Ketua Konsorsium PTV Jatim menyatakan, tujuan program ini untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah provinsi dalam menentukan arah pembangunan Jatim ke depan.

Terutama menyangkut workforce planning (perencanaan tenaga kerja), innovation planning (perencanaan inovasi), dan model ekosistem kemitraan.

Amang menyebut, ada lima data premier dan sekunder tentang perkembangan wilayah untuk diolah guna mengetahui sektor paling potensial. Data tersebut diambil dari BPS hingga dinas terkait.

“Data yang kami kumpulkan kami oleh menggunakan generative machine learning. Setelah itu kami pertajam supaya mendekati data real. Menggunakan metode Kalman Filter, ini akurat bisa 99 persen mendekati data real,” ujar Amang ditemui usai FGD tersebut.

Data-data tersebut kemudian dikomputasi menggunakan Kalman Filter untuk mengetahui hasil perkembangan sejumlah sektor di Provinsi Jatim 10 tahun ke depan.

Hasil komputasi tersebut menunjukkan, sektor pertanian menjadi yang paling potensi di delapan kluster Jatim dengan melihat sumbangsih Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

“Dari delapan kluster kemudian kami bagi menjadi empat, itu hampir semua ada di pertanian. Itu potensi yang bisa dikembangkan,” ujarnya.

Meski begitu, Amang menyebut hasil penelitian potensi ini merupakan awal dan belum tuntas sepenuhnya. Sebab ada sejumlah sektor yang perlu dinaikkan parameternya supaya meningkatkan PDRB.

Namun untuk rekomendasi awal, pihak PTV menyodorkan ide untuk pengembangan inovasi teknologi di sektor pertanian dan hortikultura.

Amang berharap supaya rekomendasi tersebut masuk ke dalam klausul pembahasan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jatim.

“Kami juga kolaborasikan dengan peternakan, perikanan dan lain-lain,” jelasnya.

Sementara itu Kukuh Tri Sandi Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Jatim mengatakan, hasil pembahasan forum ini untuk memperkaya data perencanaaan pembangunan Jatim hingga 2045.

“Contohnya tadi ada data kluster wilayah Jatim Selatan, di sana ada JLS (Jalur Lintas Selatan). Kalau JLS sudah selesai dibangun semua, nanti kita bisa mengikuti arah pembangunannya seperti apa,” tuturnya.

Kukuh menyebut, pelaku pendidikan vokasi diharapkan turut terlibat proses arah pembangunan daerah. Hal ini juga menjadi rencana Pemprov supaya mengutamakan penyerapan tenaga kerja dari pendidikan vokasi.

Tentunya juga diiringi dengan kesiapan hard skill dan soft skill yang mumpuni untuk menunjang kebutuhan lapangan kerja dalam perencanaan program ini.

“Jadi arah perkembangannya kami harap bisa mengikuti apa yang dikonsepkan rekan-rekan dari PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya),” ungkapnya. (wld/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs