Rabu, 25 September 2024

Saran Ahli dalam Menangani Paus Terdampar: Pentingnya Kontrol Keramaian dan Penanganan Tepat

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Sejumlah mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. Foto: Antara

Putu Liza Kusuma Mustika Ahli Cetacea dari James Cook University, Australia, membagikan saran kepada masyarakat pesisir jika terdapat kejadian paus terdampar di lingkungan sekitarnya.

“Yang paling penting adalah crowd control, karena banyak anggota masyarakat yang menaiki hewan atau menarik anggota tubuh hewan, dan bukannya membantu proses rescue,” ungkapnya dikutip dari Antara, Rabu (25/9/2024)

Selanjutnya, Icha, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya kontrol terhadap keramaian, yang salah satu caranya bisa diperoleh dengan menghubungi aparat keamanan setempat, untuk selanjutnya diberikan garis polisi.

Kemudian, masyarakat yang mengetahuinya bisa menghubungi kepala/perangkat desa setempat, untuk meneruskan informasi terdamparnya paus tersebut ke pemangku kepentingan terkait.

“Jika masa bisa dikendalikan dan ada community leader yang bisa dikontak, masyarakat bisa membantu dengan membasahi kulit hewan, tetapi tidak di daerah lubang napas,” ujarnya.

Icha menekankan tindakan memasukkan air ke dalam lubang napas seekor paus sangat berbahaya bagi paus itu sendiri. Sebab, paus merupakan mamalia yang bernapas dengan paru-paru.

Di samping itu, dalam proses evakuasi, petugas terkait agar tidak menarik sirip paus, sebab sirip terdiri atas tulang-tulang lunak yang fatal bagi paus.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengganggu atau menaiki tubuh paus yang terdampar, karena hewan ini berada dalam kondisi yang lemah dan perlu penanganan yang tepat.

Icha mengungkapkan pencegahan kasus paus terdampar, masyarakat yang menemukan paus secara langsung di habitatnya agar berhenti dengan jarak 150 meter dari paus, serta mematikan mesin kapal dan membiarkan paus datang atau lewat.

“Kalau melihat paus atau lumba-lumba, jangan dihadang atau dibuntuti, karena bisa merusak kohesi sosial dan bisa menyebabkan mereka panik. Kalau mereka panik, maka akan membuat mereka stres, sakit, dan lalu kemudian terdampar,” tutur Icha Mustika.(ant/nis/kir/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Rabu, 25 September 2024
29o
Kurs