Jumat, 22 November 2024

Ribuan Warga Israel Demo, Menuntut Gencatan Senjata Demi Pemulangan Sandera

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Warga IOrang-orang menghadiri sebuah protes yang menyerukan pembebasan segera para sandera yang diculik dalam serangan mematikan 7 Oktober di Israel oleh kelompok Islamis Palestina, Hamas, di Tel Aviv, Israel, 4 Mei, srael berunjuk rasa menyerukan pembebasan para sandera yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, di Tel Aviv, Israel, Sabtu (4/5/2024). Foto: Reuters Warga IOrang-orang menghadiri sebuah protes yang menyerukan pembebasan segera para sandera yang diculik dalam serangan mematikan 7 Oktober di Israel oleh kelompok Islamis Palestina, Hamas, di Tel Aviv, Israel, 4 Mei, srael berunjuk rasa menyerukan pembebasan para sandera yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, di Tel Aviv, Israel, Sabtu (4/5/2024). Foto: Reuters

Ribuan warga Israel melakukan protes yang menuntut Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel agar menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas gerakan perlawanan Palestina, pada Sabtu (4/5/2024). Sebab, hal tersebut dapat menjadi cara untuk membebaskan para sandera Israel yang masih tertahan di Gaza.

Melansir Reuters, sebuah unjuk rasa berlangsung di Tel Aviv, ketika para pejabat Hamas bertemu dengan para mediator Mesir dan Qatar di Kairo.

Aksi protes diikuti oleh sanak saudara dan para pendukung lebih dari 130 sandera yang saat ini masih ditahan Hamas. Demonstran menuntut apapun harus dilakukan demi membawa pulang para sandera.

“Saya di sini hari ini untuk mendukung kesepakatan yang dibuat kemarin,” kata Natalie Eldor pemimpin demonstran.

“Kita harus membawa mereka kembali. Kita harus membawa pulang semua sandera, yang masih hidup dan yang sudah mati. Kita harus membawa mereka kembali. Kita harus mengganti pemerintahan ini. Ini harus diakhiri,” lanjutnya.

Unjuk rasa ini dilakukan menjelang peringatan Yom HaShoah Holocaust Remembrance Day yang akan digelar 6 Mei. Peringatan tersebut untuk sekitar enam juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi pada masa Perang Dunia II.

Meskipun banyak dari tawanan Israel yang diyakini telah meninggal, namun keluarga mereka ingin semua yang disandera dikembalikan.

“Semua orang harus dikembalikan. Kami tidak akan meninggalkan mereka sebagaimana orang-orang Yahudi ditinggalkan selama Holocaust,” kata Hanna Cohen, demonstran lainnya.

Hanna adalah kerabat dari salah seorang tawanan, yang pada awalnya diyakini telah disandera sejak meletusnya serangan Hamas, namun kemudian diketahui telah dibunuh. Jasadnya masih diduga ditahan oleh Hamas di Gaza.

Informasi yang diketahui sampai saat ini, sekitar 1.200 warga Israel dan warga asing terbunuh pada serangan Hamas yang terjadi 7 Oktober 2023.

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan dahsyat ke Jalur Gaza, menghancurkan sebagian besar daerah kantong tersebut dan menewaskan lebih dari 34.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Pemerintah Netanyahu bersikeras bahwa mereka tidak akan menghentikan perang sampai Hamas dihancurkan dan semua sandera dikembalikan, tetapi upaya intensif sedang dilakukan untuk mengamankan penghentian pertempuran yang mungkin mengarah pada gencatan senjata penuh.

Selain itu, Netanyahu menghadapi tekanan dari partai-partai nasionalis religius dalam koalisinya untuk menolak kesepakatan dengan Hamas dan melanjutkan serangan yang telah lama dijanjikan terhadap kota Rafah di selatan Gaza. (azw/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs