Jumat, 22 November 2024

Ratusan Peserta Ikuti Event Bedah Karma untuk Memahami Takdir dan Mengenal Jati Diri di SSC

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Keseruan Event Bedah Karma bersama Bunda Arsaningsih praktisi energi sekaligus pendiri Yayasan Cahaya Kasih di Hall SSC, Minggu (26/5/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Suasana di Hall Suara Surabaya Centre (SSC) pada, Minggu (26/5/2024) siang, dipadati ratusan pengunjung yang mengikuti Event Bedah Karma.

Perlu diketahui, Event Bedah Karma merupakan sebuah forum diskusi untuk membagikan pemahaman tentang konsep karma atau takdir.

Salah satu narasumber dalam event hari ini, Bunda Arsaningsih praktisi energi sekaligus pendiri Yayasan Cahaya Kasih menjelaskan, karma merupakan sebuah takdir yang berakar pada sebab akibat dalam hidup setiap manusia.

“Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Ada karma baik ada pula karma buruk. Suka tidak suka kita harus menerimanya,” ujar Arsaningsih, di Suara Surabaya Centre, Minggu siang.

Arsaningsih mengatakan, ketidakpahaman tentang proses karma sering kali membuat banyak orang kesulitan. Sehingga, penderitan alam menghadapi permasalahan sering berujung trauma.

“Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka terima saat ini adalah bentuk dari apa yang pernah mereka tanam sebelumnya dan hal itu merupakan bagian dari jati dirinya. Mereka tidak ingat dan cenderung menolak takdirnya,” jelasnya.

Dalam memahami proses karma dam reinkarnasi, Arsaningsih menggunakan metode SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation) untuk membedah permasalahan hidup para peserta yang bertanya saat acara berlangsung.

Dalam forum ini, Arsaningsih tidak sendiri, ia ditemani dokter Rastho Mahotama sebagai moderator.

Bunda Arsaningsih praktisi energi sekaligus pendiri Yayasan Cahaya Kasih waktu jump pers di Suara Surabaya Centre, Minggu (26/5/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

“Sehingga pembahasan karma tidak lagi menjadi suatu hal yang rumit atau membingungkan. Di akhir acara nanti kami mengajak seluruh peserta untuk melakukan meditasi SOUL Reflection (refleksi jiwa) , menyadari dan mengakui kesalahan yang pernah diperbuat, melakukan proses meminta maaf dan memaafkan dengan berserah total melibatkan kekuatan Tuhan,” ujarnya.

Sehingga, nantinya semua peserta akan diajak mengenali karma, kemudian konsep menuai hal baik dari sebab akibat yang kita lakukan, hingga memahami tentang konsep mengolah suatu penderitaan hidup.

Arsaningsih menyatakan, apabila semua manusia bisa mengenali dirinya sendiri, ia akan memahami cara bekerja sebuah takdir atau karma. Sehingga tidak berujung trauma apabila menerima hal buruk dalam suatu karma.

Sebagai informasi, event Bedah Karma ini sebelumnya telah sukses terselenggara dan diikuti lebih dari 2000 orang di kota Denpasar, Mataram, dan Badung.

“Acara ini sukses membuat para peserta haru dan kembali bersemangat untuk bangkit dan lebih legowo menerima segala takdir hidup. Bersama Tuhan Kita Pasti Bisa”, tandasnya. (wld/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs