Kementerian Luar Negeri Qatar pada Senin (27/5/2024), mengatakan serangan bom Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah, Jalur Gaza dapat menjadi batu sandungan untuk mencapai gencatan senjata di sana dan upaya pembebasan sandera.
“Qatar mengutuk keras pemboman Israel yang menargetkan kamp pengungsian di Rafah. Kementerian menyampaikan keprihatinan Qatar bahwa pemboman tersebut akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung sekaligus menghambat kesepakatan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza serta pertukaran tahanan, sehingga semakin memperburuk dampak perang dan dampak terhadap keamanan regional dan internasional,” demikian unggahan Kemlu Qatar di X, yang dilansir Antara, Selasa (28/5/2024).
Kemlu Qatar mendesak komunitas internasional untuk segera bertindak mencegah komitmen genosida dan menekankan perlunya Israel mematuhi keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan operasi militer di Rafah.
Sebelumnya Bulan Sabit Merah Palestina pada Minggu (26/5/2024), mengatakan banyak orang terbunuh dan terluka setelah Israel melakukan serangan udara di sebuah kamp pengungsi di barat laut kota Rafah di Gaza selatan.
Sementara itu, menurut dinas pertahanan sipil Palestina, sedikitnya 40 orang terbunuh dan puluhan lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangannya mengenai kompleks militer Hamas dan kepala markas Hamas terbunuh dalam peristiwa tersebut.
“Serangan itu ditujukan pada sasaran yang sah dan sesuai dengan hukum internasional tentang penggunaan amunisi dan berdasarkan data pengintaian yang tepat,” klaim IDF.
Majed Al Ansari juru bicara Kemlu Qatar, pekan lalu mengatakan perundingan antara Israel dan Hamas tentang gencatan senjata di Gaza dibekukan selama beberapa pekan. Meski demikian, pihak mediator, termasuk Qatar, masih berupaya menjaga komunikasi dengan para pihak berkonflik terkait upaya tersebut. (ant/bil/ham)