Jumat, 22 November 2024

PWI Jatim Gelar Pameran Lukisan Bernuansa Sejarah Nusantara Karya Jansen Jasien

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Jansen Jasien menunjukkan hasil karyanya dalam pameran bertajuk Jelajah Peradaban Leluhur di Kantor PWI Jatim, Rabu (28/2/2024). Foto: PWI Jatim

Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Timur (PWI Jatim) menggelar pameran lukisan tunggal Jansen Jasien bertajuk ‘Jelajah Peradaban Leluhur‘ selama lima hari, mulai 28 Februari hingga 5 Maret 2024 di Gedung PWI Jatim, Surabaya.

Lutfi Hakim Ketua PWI Jatim mengatakan pameran lukisan tunggal dengan aliran ekspresionis ini pertama digelar di PWI Jatim, dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2024. Menurutnya, filosofi pelukis yang dipamerkan ada kaitannya dengan kinerja wartawan.

“Aliran pelukis ini goresan kanvasnya liar dan bebas, hal ini ada kesamaannya dengan kinerja wartawan, yakni boleh berimprovisasi se liar liarnya namun masih dalam garis dan konteks jurnalistik,” kata Lutfi Hakim Rabu (28/2/2024) sore.

Wartawan yang akrab disapa Cak Item itu berharap, para pengunjung dan penikmat lukisan karya Jansen Jasien ini tidak hanya menilai soal keindahan goresan catnya. Akan tetapi juga bisa memaknai sejarah yang terkandung dalam lukisan.

“Maka saya minta kepada seluruh pengunjung yang hadir, terutama para wartawan untuk menggali makna dibalik lukisan yang dihasilkan oleh Pak Jasien. Sehingga bisa menuangkan karya tulisannya dengan baik, bijak dan kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Artinya menghindari hoax,” tuturnya.

Pada momen itu, Jansen Jasien sang pelukis menyatakan, bahwa hasil karyanya yang dipamerkan hari ini menjadi persembahan kepada para leluhur di seluruh nusantara.

“Karya ini saya persembahkan kepada para leluhur,” ucap Jansen Jasien.

Menurutnya, seluruh karyanya ini untuk memperkenalkan situs-situs yang ada di Jatim, sehingga banyak mengandung lukisan yang bergambar candi dan arca.

Jasien menyatakan, bahwa berbagai kekayaan budaya leluhur yang tersimpan di Bumi Majapahit merupakan salah satu cikal bakal berdirinya Negara Indonesia.

“Generasi sekarang ini banyak yang tidak paham, apa itu Kanjuruhan yang taunya adalah stadion sepak bola. Apa itu Ken Dedes, yang taunya adalah kolam renang, begitu juga dengan Gajayana,” jelasnya. (wld/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs