Sejak dimulai Kamis (5/10/2023) lalu, pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur sudah mencapai 21 persen hingga pekan ini.
Iman Krestian Kepala Bidang Bangun Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Penduduk serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya menyebut, progres itu yang terlihat sejak tiga bulan lalu mulai dibangun.
“Kalau dilihat di lokasi saat ini sudah mencapai 21 persen,” kata Iman, Kamis (18/1/2024).
Pengerjaan 21 persen itu, lanjutnya, mencakup pondasi bangunan yang semuanya sudah terpancang.
“Kemudian sekarang juga sudah mulai naik di level tiga bangunan. Jadi terus berjalan di satu bagian selesai, maka geser ke sisi lainnya,” ujarnya.
Iman memaparkan, RSUD Surabaya Timur punya daya tampung 328 tempat tidur, terbagi di ruang rawat inap hingga poliklinik. Fasilitas kesehatan itu memiliki dua tower.
Rumah sakit yang masuk kategori operasional tipe C, tapi dengan standarisasi tipe B itu ditargetkan bisa beroperasi pada September 2024.
“Kalau izin tipe C dari pemerintah kota dan yang B itu dari pemerintah provinsi. Jadi ini supaya bisa operasional cepat, maka dengan tipe C dulu tetapi dibangun dengan standar B,” ucapnya.
Iman menyebut pembangunan RSUD Surabaya Timur memakan anggaran sebesar Rp494 miliar dengan sistem kerja sama operasional antara PT Pembangunan Perumahan dan PT Adhi Karya. Pencairan anggaran pembangunan RSUD Surabaya Timur dibagi menjadi enam termin.
“Proyeknya multi years, mulai dibangun antara Oktober-November 2023. Pembayaran termin pertama 15 persen, termin kedua 30 persen, termin ketiga 55 persen, termin keempat 74 persen, termin kelima 94 persen, dan termin keenam sudah selesai pengerjaan,” katanya.
Rumah sakit ini dibangun di atas lahan seluas 1,7 hektare dari keseluruhan total luasan 5,5 hekatre. Lahan yang masih tersisa 3,8 hektare akan dimanfaatkan untuk pengembangan RSUD Surabaya Timur ke depan.
“Tetapi untuk pengembangannya seperti apa kami belum tahu, karena menunggu arahan dari Pak Wali Kota,” tuturnya.
Iman memastikan pembangunan RSUD Surabaya Timur juga memerhatikan masukan dari masyarakat setempat, yang minta tempat penampungan limbah medis dan kamar mayat dibangun jauh dari permukiman penduduk.
“Ada di sisi barat untuk kamar mayat dan tempat pembuangan sampah untuk medis di sisi barat, permukiman penduduknya di sisi timur rumah sakit, jadi jauh,” katanya.
Sementara, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengatakan proses perekrutan tenaga kesehatan (nakes), baik itu dokter umum, dokter spesialis, dan perawat sudah dimulai pada akhir tahun lalu.
Perekrutan juga berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPKSDM). Termasuk berupaya merampungkan kelengkapan fasilitas pendukung RS sedang dikerjakan.
“Setelah nanti selesai akan digeser ke rumah sakit baru,” ucapnya.
Terpisah, Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya berharap, RSUD Surabaya Timur bisa rampung tepat waktu, beserta seluruh fasilitas layanan kesehatannya.
Ia meminta Dinkes mempercepat dan mendetailkan seluruh komponen operasional, mulai tenaga kesehatan, alat kesehatan, hingga layanan BPJS.
“Jadi masyarakat tidak menunggu layanannya belum siap dan menunggu koordinasi dengan BPJS,” ucapnya.
Diketahui, RS yang berdiri di Jalan Rungkut Lor Blok RL V Surabaya tersebut, lanjutnya, diharapkan bisa mengurai antrean panjang dua rumah sakit milik pemkot yang sudah ada.
Mengenai alasan RS diprioritaskan melayani pasien ibu dan anak, lanjutnya, berkaca pada kasus penyakit yang semakin tinggi termasuk demi mencapai target nol Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI dan AKB). (lta/iss/ipg)