Minggu, 6 Oktober 2024

Program Peer Group Jadi Satu Upaya Pencegahan Bunuh Diri di Lingkungan Kampus

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi. Konseling. Foto: Shutterstock

Dokter Hafid Algristian Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengatakan, Program Peer Group atau kelompok sebaya merupakan salah satu upaya pencegahan bunuh diri di lingkungan kampus.

Dosen yang juga psikiater di Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) Jemursari itu mengatakan, saat ini program tersebut sudah masuk dalam tata kelola perguruan tinggi.

“Program itu memungkinkan kampus mengawasi langsung perilaku mahasiswa, melalui teman-teman sebayanya. Sehingga, perubahan perilaku akibat gangguan kesehatan fisik hingga mental bisa teratasi lebih cepat,” terang Hafid kepada suarasurabaya.net, Minggu (6/10/2024).

Dalam peer group, dibuat kelompok berisi tujuh hingga 15 mahasiswa dengan satu dosen wali.

“Misalnya, ada beberapa anak wali saya yang memiliki problem, saya akan tanya ke beberapa temannya, mengenai anak ini atau masalah yang dihadapinya,” tambah Hafid.

Sebagai kepanjangan tangan dari kebijakan kampus, program peer group ini bisa membantu mahasiswa lebih peka terhadap sekitarnya.

Lebih lanjut, Hafid menjelaskan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh 10 September lalu mengambil tema tentang “Changing Narative of The Suicide“.

“Tema itu diharapkan bisa mengubah narasi terkait bunuh diri, baik dari tenaga profesional dalam hal ini dokter atau psikiater, teman dan lingkungan, juga narasi dari yang bersangkutan,” jelasnya.

Selama ini, sambung Hafid, respons masyarakat terkait ide tentang bunuh diri selalu menghakimi dan menstigmatisasi.

Dia menjelaskan, narasi yang boleh diubah terkait bunuh diri adalah dengan mengajak orang tersebut bercerita lebih lanjut terkait problemnya atau apa yang dia rasakan.

“Atau juga ungkapan-ungkapan yang dilontarkan terkait bunuh diri oleh yang bersangkutan. Mungkin ada rasa sakit lebih dalam yang dia rasakan. Nah, kita hadir untuk membantu menguraikan hal itu,” ungkapnya.

Dengan begitu, lanjut Hafid, masyarakat atau orang di sekitar bisa menjadi bagian dari pencegahan bunuh diri itu.

PERINGATAN: Berita ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Jika Anda memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, jangan ragu bercerita, konsultasi, atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Terlebih apabila pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri.

Untuk konsultasi, Anda dapat menghubungi nomor hotline Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Menur di 081-3472-753-07 via WhatsApp, setiap Senin-Kamis: 08.00-19.00 dan Jumat: 08.00-13.00 WIB. Atau mengakses layanan Love Inside Suicide Awareness (LISA) Kementerian Kesehatan di Call Center 119 atau hotline 08113855472. (kir/bil/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Minggu, 6 Oktober 2024
34o
Kurs