Bambang Iskandriawan guru besar pertama Desain Produk Industri (Despro) Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menciptakan sepeda multiguna untuk memudahkan mobilitas dan meningkatkan produktivitas manusia.
Inovasi profesor ke-192 ITS itu, merupakan hasil kolaborasi rekayasa dan desain. Ia membuat karya tersebut, bukan hanya sekadar jadi alat transportasi, tetapi juga sarana olahraga, transportasi dan rekreasi.
“Sehingga ini juga sebagai tambahan nilai guna dan nilai jual,” katanya, pada Jumat (5/1/2024).
Ia mengatakan, salah satu sepeda yang dikreasikannya adalah Trandem Bike (TB), yakni sepeda tandem yang dapat bertransformasi menjadi sepeda tunggal dan sebaliknya. Menurutnya, hasil karyanya itu dapat menyelesaikan permasalahan sepeda tandem yang biasanya jarang digunakan karena harus dikayuh oleh dua orang.
“Kalau TB ini bisa dilepas rangka tengahnya dan menjadi sepeda tunggal,” jelasnya.
Untuk memudahkan penyimpanan pada ruang terbatas, ia membuat sepedanya itu dengan Sliding Tandem Bike (STB), yakni memiliki keterbaruan dari segi efisiensi kerangka, sehingga bisa dipanjangpendekkan tanpa melepas frame.
“Dengan fitur ini, sepeda dapat ditaruh di ruang sempit, bahkan di dinding ruangan sekalipun,” tuturnya.
Selain itu, dari segi lingkungan, mantan Kepala Laboratorium Human Centered Design Departemen Despro ITS ini juga telah berhasil menciptakan inovasi sepeda yang dapat membersihkan udara kotor bertajuk Air Purifier Bike (APB). Yang mana inovasinya itu, dilengkapi dengan sistem filter yang dapat menyaring udara selama sepeda digunakan.
“Udara yang disaring nantinya dikeluarkan kembali menjadi udara bersih lewat tepi luar keliling roda belakang dan depan sepeda,” ucapnya.
Kemudian, ia juga telah menciptakan inovasi sepeda lipat portable yang dapat bertransformasi menjadi sebuah kursi. Sepeda yang ia beri nama Commuter Bike (Cobi) itu telah melewati analisis struktur dan simulasi numerik yang kompleks, sehingga menghasilkan kerangka yang lebih ringan dan praktis.
Lebih lanjut, ia juga telah mengembangkan jenis sepeda kelompok dengan nama Community Bike ITS (Combits). Inovasi itu, bisa digunakan oleh enam orang sekaligus.
“Sepeda ini juga dirancang dengan penambahan atap yang dapat melindungi penggunanya dari paparan matahari langsung, agar interaksi saat bersepeda tetap nyaman,” imbuhnya.
Bambang mengungkapkan, berbagai ide dan proses dalam pembuatan inovasi itu, melibatkan ilmu multidisiplin, mulai dari proses manufaktur, analisa tren, ergonomi, simulasi, hingga uji produk dan publikasi melibatkan banyak pihak. Tak hanya sivitas akademika, dirinya juga melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung perekonomian warga lokal.
Ia berharap, inovasi hasil rekayasa dan desain itu dapat terus berjalan selaras untuk menciptakan kebermanfaatan bagi bangsa.
“Sudah saatnya, kolaborasi keilmuan ini menciptakan produk optimal bukan malah dipisahkan sendiri-sendiri,” pungkasnya.(ris/iss/faz)