IV pria asal Surabaya yang memaksa EN salah satu siswa untuk meminta maaf sambil bersujud dan menggonggong menyampaikan permintaan maaf secara terbuka lewat video yang ia buat secara pribadi pada Kamis (14/11/2024).
Video IV berdurasi 2 menit 33 detik itu berisi permohonan maaf atas perbuatan yang sudah ia lakukan terhadap EN. Ia mengaku telah menyesali perbuatannya.
“Saya Ivan Sugiamto sebagai orang tua dari Excel, saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya. Dan saya benar-benar menyesal atas perbuatan dan kegaduhan yang telah terjadi,” ujar IV dalam video yang dilihat suarasurabaya.net, Kamis siang.
Selain itu, IV juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah SMAK, kepada EN serta orangtua EN.
Dia juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang timbul akibat perbuatannya.
“Permintaan maaf ini saya sampaikan kepada SMAK Gloria 2, kepada orang tua siswa, terutama kepada Ethan, dan kedua orang tuanya,” katanya.
“Serta, saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan dan arogansi yang telah saya perbuat,” imbuhnya.
Dalam video tersebut, IV juga menjelaskan bahwa selama ini ia lebih memilih diam dan tidak angkat bicara kepada awakmedia karena ingin menginstropeksi diri.
“Selama ini saya lebih memilih diam. Saya lebih memilih untuk introspeksi diri atas perbuatan yang terjadi. Semoga Tuhan bisa mengabulkan saya. Semoga Tuhan bisa menjadikan saya menjadi manusia yang lebih baik,” ucapnya.
IV juga mengaku akan segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia berharap upaya ini bisa membuat masyarakat memaafkan dirinya.
“Saya akan segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya. Saya berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama warga Surabaya. Saya berharap bisa mengampuni saya,” tutur IV.
Terakhir, IV juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarganya. “Untuk istri dan anak saya, papa minta maaf, papa minta maaf atas perbuatan yang sudah membuat kalian malu,” tandasnya.
Sebagai informasi, aksi IV memarahi EN salah satu siswi SMAK di kawasan Surabaya Timur sempat viral di media sosial. Kejadin itu berlangsung di halaman sekolah pada Kamis (21/11/2024).
Dalam video yang beredar di media sosial X, terlihat IV sedang memarahi EN. Kejadian ini bermula saat IV mendatangi SMAK tersebut saat jam pulang sekolah sekitar pukul 15.30 WIB pada 21 Oktober untuk mencari EN.
Alasannya karena ia tidak terima anaknya yang berinisial EL murid SMA swasta dari sekolah yang berbeda diejek oleh EN saat pertandingan basket di salah satu mal di Surabaya.
Dalam video itu IV membentak-bentak EN. Kemudian IV meminta EN untuk minta maaf dengan cara bersujud sambil menggonggong.
Sementara itu Kombes Dirmanto Kabid Humas Polda Jatim menerangkan, polisi telah melakukan upaya penyelidikan sejak kasus itu berlangsung pada 21 Oktober 2024 lalu.
“Semenjak kasus ini muncul dan ramai bahkan viral pada tanggal 21 Oktober yang lalu, sebenarnya Polrestabes ini sudah melakukan langkah-langkah penyelidikan yang luar biasa,” ujar Dirmanto saat jumpa pers di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (13/11/2024).
Atas keributan itu, pihak SMAK mengadukan kejadian itu dengan dugaan perbuatan tidak menyenangkan dan pemaksaan ke Polrestabes Surabaya pada Kamis (28/10/2024).
Polisi kemudian memanggil sejumlah saksi mulai dari pihak SMAK, orang tua EN serta IV untuk dimintai keterangan. Total ada 8 saksi yang diperiksa.
“Kita sudah melakukan pemeriksaan kepada saudara I ini, kemudian juga kepada kedua belah pihak orang tua, juga sudah diperiksa. Guru-guru sudah diperiksa. Kurang lebih ada sekitar 8 orang yang sudah diperiksa,” katanya.
Namun setelah dua minggu berselang pada Jumat (8/11/2024), kedua belah pihak menggelar pertemuan.
Dalam pertemuan itu mereka memutuskan sepakat untuk saling memaafkan dan berdamai. Tapi aduan dari pihak sekolah masih masih berlanjut.
“Mereka saling memahami kesalahan masing-masing dan sudah saling memaafkan, bahkan mereka sudah mengunggah di konten-konten di berbagai media sosial itu sudah ada di situ,” jelasnya.
“Tapi, rekan rekan yang perlu saya sampaikan di sini bahwa, dari pihak sekolah ini dari SMA Gloria ini terus mendesak agar Polrestabes Surabaya melakukan proses lanjut, terkait dengan kejadian ini. Dan sekarang ini kita juga terus melakukan pendalaman,” imbuh Dirmanto.(wld/ipg)