Jumat, 22 November 2024

Presiden Prancis Tegaskan Penahanan CEO Telegram Tak Terkait Politik

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Pavel Durov pendiri dan CEO Telegram menyampaikan pidato utama selama Kongres Dunia Seluler di Barcelona, ​​Spanyol pada 23 Februari 2016. Foto: Reuters

Emmanuel Macron Presiden Prancis mengatakan bahwa penahanan Pavel Durov pendiri sekaligus CEO Telegram, bukanlah keputusan politis.

“Saya telah melihat berita bohong mengenai Prancis setelah penangkapan Pavel Durov. Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, pada inovasi, dan pada semangat kewirausahaan–dan akan tetap begitu,” tulis Macron di media sosial X.

Dilansir dari Antara pada Selasa (27/8/2024) dini hari, ia mengatakan bahwa penangkapan Durov di tanah Prancis terjadi sebagai bagian dari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung.

“Itu sama sekali bukan keputusan politik. Terserah kepada hakim untuk memutuskan masalah tersebut,” ujarnya.

Durov ditangkap pada Sabtu (24/8/2024) sekitar pukul 20.00 waktu setempat ketika ia turun dari jet pribadinya di Bandara Bourget, Paris.

Pria keturunan Prancis-Rusia berusia 39 tahun itu, yang terdaftar sebagai orang yang dicari di Prancis, baru saja tiba dari Azerbaijan.

Otoritas yudisial Prancis memutuskan pada Minggu (25/8/2024) malam untuk memperpanjang masa penahanan Durov, yang dibatasi hingga 96 jam, demikian laporan Le Point.

Pada akhir masa penahanannya, Durov harus dibebaskan atau dibawa ke hadapan hakim untuk kemungkinan didakwa.

Setelah melakukan penyelidikan awal, Kepolisian Peradilan Nasional Prancis mengeluarkan surat perintah penggeledahannya.

Penyelidikan difokuskan pada dugaan kurangnya moderasi Telegram, yang menurut polisi memungkinkan aktivitas kriminal terus berlanjut tanpa hambatan di aplikasi perpesanan tersebut. (ant/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs