Yoon Suk-yeol Presiden Korea Selatan meminta maaf karena menimbulkan kekhawatiran publik karena mengumumkan darurat militer awal minggu ini.
Dilansir dari Yonhap, permintaan maaf itu dilakukan pada Sabtu (7/12/2024), beberapa jam menjelang pemungutan suara pemakzulan terhadapnya.
“Saya sungguh-sungguh minta maaf dan memohon maaf kepada masyarakat yang pasti sangat terkejut,” kata Yoon dalam pidato publik yang disiarkan televisi.
Yoon menyampaikan pernyataan tersebut dalam penampilan publik pertamanya setelah ia mengumumkan darurat militer Selasa (3/12/2024) malam, lalu mencabutnya enam jam kemudian setelah Majelis Nasional memberikan suara untuk menentangnya.
Yoon mengatakan, ia memberlakukan darurat militer karena putus asa. Tetapi ia mengakui keputusan mendadak itu menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi rakyat. Ia juga membantah rumor bahwa darurat militer akan diberlakukan lagi.
“Saya tidak akan menghindar dari tanggung jawab hukum dan politik terkait dengan deklarasi darurat militer ini,” katanya.
Yoon terpilih pada bulan Mei 2022 untuk masa jabatan tunggal selama lima tahun. Ia menghadapi tekanan besar untuk mengundurkan diri setelah mengejutkan negara dengan memberlakukan darurat militer untuk membasmi “kekuatan anti-negara,” menuduh oposisi melumpuhkan fungsi pemerintah dengan mosi pemakzulan dan pemotongan anggaran yang diusulkan.
Blok oposisi, yang secara bersama-sama memiliki 192 kursi di Majelis Nasional yang beranggotakan 300 orang, akan memberikan suara atas usulan pemakzulannya Sabtu sekitar pukul 17.00 sore. Usulan tersebut membutuhkan setidaknya delapan suara dari partai yang berkuasa, yang memiliki 108 kursi. (ant/saf/ipg)