Kasus penemuan 21 tulang belulang diduga dari dua manusia belum menemukan titik terang. Polda Jawa Timur (Jatim) membuka hotline aduan untuk pengembangan kasus ini dengan nomor 0878-5512-7288.
Polisi berharap apabila ada masyarakat yang merasa kehilangan keluarga bisa menghubungi nomor tersebut untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Kombes M. Khusnan Kabiddokes Polda Jawa Timur mengatakan, 21 tulang manusia yang ditemukan itu, terdiri dari tujuh tulang paha, dua tulang klavikula atau selangka kiri, dan satu tengkorak kepala sisi belakang.
Kemudian satu tengkorak kepala sisi kanan, satu rahang bawah dengan enam gigi menempel, satu tulang panggul, enam tulang lengan bawah tiga pasang dan dua tulang lengan bawah.
“Kondisi tulang sebagian besar sudah tidak utuh, rapuh dan sudah lama sekali,” ujar Khusnan di Mapolda Jatim, Senin (30/9/2024).
Kabiddokes Polda Jatim itu menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan forensik hingga tes DNA untuk menelusuri identitas tulang, namun hasilnya belum keluar.
“Kami melibatkan beberapa tim di antaranya ahli forensik, dokter gigi forensik, kita juga lakukan tes DNA, dan sudah dilakukan itu semuanya. Nanti kita menunggu hasil,” ujar dia.
Dugaan sementara menurut polisi, penemuan tulang belulang manusia itu berasal dari pemakaman yang berada di pinggir sungai.
“Bisa jadi karena (makam) di tepian sungai jadi kemungkinan ada bekas-bekas kuburan atau apa yang terbawa aliran sungai sehingga terjadi pengumpulan di (lokasi penemuan) situ,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, dokter Marifatul Ula Ahli Forensik RS Bhayangkara Polda Jatim mengaku kesulitan mengidentifikasi karena tulang belulang itu diperkirakan sudah berusia lebih dari 20 tahun lalu.
Selain itu, struktur tulang lainnya sudah hilang dan menyisakan beberapa potongan kerangka yang kondisinya juga tidak utuh.
“Kondisi tulangnya itu sangat rapuh. Jadi kalau misalnya kita bilang utuh tidak bisa. Jadi tinggal sisa rangka berupa puing-puing dari tulang,” ujar dr. Marifatul.
Ahli forensik itu memperkirakan potongan tulang manusia yang ditemukan berjumlah lebih dari tiga orang. Meski begitu, Marifatul belum bisa membuktikan jenis kelamin kerangka itu.
“Kita perkirakan lebih dari dua, tiga individu. Kita hitung berdasar tulangnya,” ungkapnya. (wld/saf/ipg)