Jumat, 22 November 2024

Polda Jatim Sebut, Ledakan Terjadi Karena Suhu dan Standar Bangunan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Kombes Pol Sodiq Pratomo Kepala Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur saat memberi keterangan kepada awak media di Datasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim di Jalan Gresik, Krembangan, Surabaya, Senin (4/3/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net Kombes Pol Sodiq Pratomo Kepala Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur saat memberi keterangan kepada awak media di Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim di Jalan Gresik, Krembangan, Surabaya, Senin (4/3/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kombes Pol Sodiq Pratomo Kepala Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur mengatakan, terjadinya ledakan di gudang penyimpanan bahan peledak di Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim, Krembangan, Surabaya karena suhu dan standar bangunan.

“Hasil analisa tadi, karena suasana sekarang lagi hujan, barang-barang tersebut baru masuk, kemudian lembab, terjadi reaksi kimia di antara mereka, karena suhu panas di sekitar jam 10-an itu, secara teori bisa meledak dengan sendirinya,” katanya saat memberi keterangan kepada awak media, pada Senin (4/3/2024).

“Tapi bisa mungkin karena yang lain, tapi sedang kita analisa. Tapi sampai saat ini, yang paling mungkin itu,” imbuhnya.

Bahan-bahan yang ada di tempat tersebut, kata dia, yakni boraks dan belerang atau sulfur. Setelah dicek saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), ia menyebut, oksidatornya positif.

“Bahan-bahan tersebut merupakan indikasi bahan dari respoder, atau bahan yang sering dibuat untuk mercon atau bondet dan lain-lain,” sebutnya.

Bahan tersebut, lanjut dia, masuk ke dalam golongan low explosive. Sehingga lebih riskan dan sensitif dari beragam gerakan, tekanan dan panas. Sedangkan high explosive menurutnya lebih aman atau tidak terlalu sensitif.

Selain itu, faktor ruangan menurutnya juga menjadi sebab. Yakni, tempat penyimpanan bahan peledak itu berukuran 2×3 sehingga efek dari ledakan bisa menjadi lebih besar.

“Karena barang-barang itu ada di dalam, kemudian karena ledakan, jadi cassing juga menimbulkan efek yang lebih besar karena ruangannya kecil,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Irjen Imam Sugianto Kapolda Jatim juga mengatakan bahwa bangunan penyimpanan bahan peledak itu cukup tua, yakni sudah berdiri sejak tahun 1951.

“Harus kita evaluasi menyeluruh, mudah-mudahan dengan adanya kejadian ini, kita akan bisa perbaiki yang lebih memenuhi standar penyimpanan bahan peledak, khususnya di tengah-tengah perkampungan yang padat ini. InsyaAllah, kita upayakan ada tempat lain yang jangkauannya lebih aman dari pemukiman, kita akan usahakan yang lebih baik,” tandasnya.(ris/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs