Pada Selasa 11 Juni 2024, Suara Surabaya menginjak umur 41 tahun. Tak hanya berarti bagi internal, tapi juga pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.
Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya menilai, satu hal yang dipertahankan Suara Surabaya selama 41 tahun tidak berubah yaitu responsif terhadap permasalahan kota.
“Jadi apa yang menjadi persoalan dalam masyarakat, apa yang jadi harapan masyarakat terkait perkembangan kota, layanan, macet, dan sebagainya terkait kegiatan pemkot, warga, itu tersampaikan di SS,” kata Reni pada suarasurabaya.net, Selasa (11/6/2024).
Menurutnya, Suara Surabaya bukan sekadar radio yang hanya bisa didengar lewat frekuensi.
Sama seperti usianya, semakin bertambah tya, justru menyesuaikan kemajuan zaman. Bertransformasi secara fisik, diimbangi dengan digital.
“Saya mengenal SS itu sangat lama ketika masih di Pakis dan bisa dilihat SS tidak hanya transformasi fisik. Tapi SS juga berhasil transformasi digital salah satu media siaran radio sehingga masih kekinian tidak ketinggalan zaman,” bebernya.
Sebagai pimpinan DPRD, Reni mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Suara Surabaya.
Aduan masyarakat yang dipotret Suara Surabaya jadi bisa lebih cepat diketahui dan dicarikan solusi.
“Saya mengikuti pemberitaan dan jadi bagian dari informasi saran masukan untuk kami melakukan kinerja lebih baik. Informasi bagian dari saran masukan buat kami di DPRD menjalankan tupoksi kami sebagai dewan apakah itu pengawasan program
Pemkot atau fungsi penganggaran, macet, banjir, maka yang saya ikuti tidak hanya info banjir dan macet, tapi berpikir bagaimana keluhan masyarakat terkait ini ada solusi,” tuturnya.
Termasuk koreksi peraturan daerah yang belum sepenuhnya diterapkan.
“Begitu juga terkait Perda apa yang mesti kita buat,” tandasnya. (lta/iss/ipg)