Kamis, 21 November 2024

Pesan Khutbah Salat Id di Masjid Al Akbar Surabaya: Tiga Ibadah Satu Kepasrahan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Suasana di halaman depan Masjid Al Akbar Surabaya saat salah id, Senin (17/6/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Ibadah salat Iduladha 1445 H di Masjid Al Akbar Surabaya yang diikuti hampir 40.000 ribu jemaah berlangsung khusyuk dan khidmat.

Salat yang baru dimulai pukul 06.05 WIB tadi berlangsung sekitar 15 menit, dipimpin oleh KH Abdul Hamid Abdulllah Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya.

Sementara itu Mufi Imron Rosyadi Plt Kakanwil Kemenag Jatim bertugas sebagai pengisi khutbah dengan tema Tiga Ibadah Satu Kepasrahan.

Adapun yang dimaksud Tiga Ibadah Satu Kepasrahan, yakni ibadah sholat Iduladha, kedua ibadah Haji, dan yang ketiga ibadah kurban.

Mufi Imran mengatakan, salat Iduladha meskipun bukan wajib tetapi karena semangat beribadah untuk berjemaah harus serasa wajib.

Karenanya, Plt Kanwil Kemenag Jatim itu mengajak supaya para jemaah bisa menata hati agar memiliki semangat beribadah seperti pada saat hari raya, agar sholat sunat serasa wajib.

“Para jemaah, bisakah kita menata hati kita memiliki semangat beribadah seperti pada saat hari raya seperti ini, salat sunah serasa wajib, kita bisa merasakan dan serasa butuh dengan salat berjemaah,” katanya.

BACA JUGA: 40.000 Jemaah Ikuti Salat Iduladha di Masjid Al Akbar Surabaya
BACA JUGA: Sapi Kurban Jokowi Bernama Brebes Mili Jadi Tontonan Jemaah Usai Salat Id di Al Akbar

Ia menjelaskan, sesungguhnya salat merupakan bentuk kepasrahan kepada Allah SWT. Pada momen Hari Raya Idul Adha ini, Mufi Imran menyampaikan kepada jemaah supaya senantiasa ingat dengan Ibadah kurban.

Ibadah yang dimaksud Mufi adalah tentang sebuah peristiwa kisah Nabi Ibrahim AS yang teruji keimanannya dengan kerelaan berkorban.

Dirinya berpesan, pelajaran penting dari peristiwa Nabi Ibrahim AS adalah kebesaran jiwa untuk mengorbankan sesuatu yang paling dicintai untuk memenuhi perintah Allah SWT.

“Jika Ibrahim bisa mengorbankan anak kesayangan dan satu-satunya yang telah ditunggu bertahun-tahun, yang sebelumnya dia tidak punya dan sangat diharap kehadirannya, tapi setelah punya dan disaat senang-senangnya memiliki anak, dia harus dikorbankannya, disembelih karena memenuhi perintah Allah,” tuturnya.

Kata Mufi Imran Ini adalah contoh puncak kepasrahan yang luar biasa yang dilakukan Nabi Ibrahim AS, hingga disebut kekasih Allah SWT.

“Maka bisakah kita mengorbankan atau melepaskan yang kita punyai karena kecintaan kita kepada Allah dan semata-mata memenuhi perintah Allah SWT,” jelasnya. (wld/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
26o
Kurs