Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia, Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan terkait, dalam memberikan layanan kesehatan yang setara dan tanpa diskriminasi.
“Harus menjamin setiap orang, termasuk ODHIV (Orang dengan HIV), memiliki akses terhadap perawatan, pengobatan, dan pencegahan HIV yang berkualitas,” kata Erwin Astha Triono Kepala Dinkes Jatim dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan Hari AIDS Dunia di halaman Kantor Dinkes Jatim, Surabaya, Sabtu (30/11/2024).
Erwin juga menekankan pentingnya kesetaraan dalam akses pendidikan dan pekerjaan, agar ODHIV tetap bisa mengembangkan potensi dan bisa hidup secara produktif, tanpa menghadapi pengucilan.
“Mengajak semua pihak untuk mendukung dan melindungi ODHIV dari stigma sosial, serta menjamin perlindungan hukum terhadap hak-hak mereka dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga mereka dapat hidup dalam kondisi yang layak dan aman,” tuturnya.
Erwin memastikan, akan terus menyediakan informasi yang menyeluruh dan akurat tentang HIV AIDS, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat membuat keputusan yang tepat dan bijak terkait kesehatan dan pencegahan HIV.
Di momentum peringatan Hari AIDS yang mengusung tema nasional “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, Dinkes Jatim juga mengadakan kegiatan yang melibatkan ODHIV, mulai pemeriksaan kesehatan, fun run, senam hingga fun football.
Erwin mengatakan, kegiatan tersebut diadakan untuk mengajak masyarakat, termasuk ODHIV bersemangat dalam berolahraga untuk menjaga kondisi tubuh.
“Selain lari, ada juga futsal. Kenapa? Karena kita juga berlatih untuk bekerja sama. Jangan lupa temanya adalah gerak bersama dan sehat bersama,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan masyarakat agar konsisten menjaga pola hidup sehat. Dan jika terdapat keluhan kesehatan, segera periksa dan berobat, untuk memastikan rasa sakit yang dialami bisa ditangani.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa mengakhiri AIDS di Indonesia tahun 2030 adalah tugas semua pihak, mula dari pemerintah, pihak swasta, dunia usaha, akademisi, media, hingga komunitas.
“Marilah momentum ini kita gunakan untuk menggerakkan seluruh masyarakat agar menyukseskan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS di Indonesia serta kita tingkatkan komunikasi, koordinasi, kolaborasi, integrasi dan sinergi dalam mecapai Ending AIDS tahun 2030,” pungkasnya. (ris/bil/ipg)