Jumat, 22 November 2024

Pengacara Musisi Surabaya Menduga Ada Kesengajaan Bartender Mencampur Zat Mematikan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ibrahim Hamdi, Renald Christoper, dan Bobyanto Gunawan tim kuasa hukum korban waktu ditemui di sebuah cafe kawasan Bratang, Surabaya, Selasa (2/12/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net Ibrahim Hamdi, Renald Christoper, dan Bobyanto Gunawan tim kuasa hukum korban waktu ditemui di sebuah cafe kawasan Bratang, Surabaya, Selasa (2/12/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Kasus meninggalnya tiga musisi Surabaya dan satu orang kritis diduga usai minum minuman keras (miras) di bar sebuah hotel kawasan Surabaya Barat masih berlanjut.

Renald Christopher kuasa hukum para korban mensinyalir ada unsur kesengajaan yang dilakukan AR bartender dengan mencampur zat mematikan ke dalam miras.

“Kita lihat dari kronologi dan kesaksikan, memang mereka (para korban) pada waktu itu ajang penampil kemudian reunian kemudian mereka pesan minuman. Ternyata di taraf kesekian itu dengan dugaan kami, disinyalir, dengan sengaja dicampurkan bahan berbahaya. Kenapa kok kami bilang ini bukan kecelakaan karena dengan kesadaran penuh si peracik mencampurkan bahan itu,” ungkap Renald ditemui di kafe kawasan Bratang Surabaya, Selasa (2/1/2024).

Dugaan kesengajaan itu menguat setelah tim kuasa hukum mengantongi bukti terdapat kandungan zat metanol di dalam tubuh para korban.

“Pihak kedokteran dari almarhum yang pegang buktinya ada zat metanol di dalam tubuh (korban) dan itu mengalami keracunan sehingga meninggal dunia,” katanya.

Menurut Renald temuan zat metanol di dalam minuman ini kurang lazim. Sebab zat itu biasanya dipakai untuk bahan industri seperti pelarut, pembersih, dan penghapus cat.

Meski mengetahui ada kandungan metanol, tim kuasa hukum belum bisa membeberkan jumlah atau kadar metanol yang dikonsumsi korban. Sebab hal itu merupakan ranah kepolisian.

“Kadar yang dikonsumsi tetap hak kepolisian untuk menindaklanjuti. Karena zat kimia tertentu, karena tidak semua zat kimia boleh dikonsumsi dalam tubuh,” katanya.

Oleh sebab itu tim kuasa hukum terus menanti penjelasan dari pihak kepolisian terkait dengan proses penyelidikan kasus ini.

“Sampai saat ini belum ada statement dari kepolisian, terkait zat itu dari mana kok bisa masuk ke dalam hotel kelas bintang lima,” tuturnya.

Berdasarkan data medis, Renlad menyebut dampak kandungan metanol itu memengaruhi kerusakan pada tubuh korban salah satunya lambung.

Sementara itu AKBP Hendro Sukmono Kasatreskrim Polrestabes Surabaya menyebut setidaknya ada tiga jenis minuman yang dicampur oleh bartender inisial AR untuk para musisi tersebut. Yakni vodka, rum, dan jus.

“Yang dikonsumsi itu ada alkohol 40 persen, dengan dicampur jus kemasan rasa cranberry,” ujar Hendro saat dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (28/12/2023).

Sampai saat ini polisi belum menemukan kandungan zat lain yang tercampur di dalam minuman tersebut termasuk metanol. Meski begitu, polisi terus menggali berbagi fakta untuk menguak penyebab kematian para korban.

“Kami belum menemukan itu (metanol),” imbuhnya.

Upaya yang sudah ditempuh polisi sampai saat ini adalah melakukan uji laboratorium forensik berbagai jenis minuman yang dikonsumsi para musisi itu. Serta, menempuh proses autopsi salah satu jenazah korban inisial RF, di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

“Iya minuman jenisnya pasti kami lab-kan di Labfor Polda Jatim, kami menunggu hasil. Sedangkan autopsi masih dalam proses kami belum dapat hasil resminya,” ujar Hendro.

Sedangkan di sisi lain Dokter (dr.) Edy Suyanto Kepala Staf Medik Kedokteran Forensik RSUD dr Soetomo menduga ada cairan mematikan dalam oplosan alkohol yang diminum para musisi Surabaya, hingga menyebabkan tiga nyawa melayang.

Dugaan itu merujuk pada pemeriksaan forensik sementara kepada salah satu jenazah inisial RF, yang diautopsi pada Selasa (26/12/2023) dini hari.

Zat cairan itu seperti racun karena memiliki daya rusak di jaringan pernapasan. Yang mana, kerusakan jaringan pernapasan itu menjadi penyebab meninggalnya korban.

“Gangguan saluran napas yang parah. Itu paru-parunya seperti terjadi reduksisasi atau kayak orang muntah itu masuk ke saluran napas, itu bahaya,” ungkap Edy.(wld/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs