Minggu, 29 Desember 2024

Peneliti Catat Perubahan Iklim Sebabkan 3.700 Kematian Secara Global Sepanjang 2024

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Pexels

Kelompok peneliti World Weather Attribution (WWA) dan Climate Central dalam laporan gabungannya mencatat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menyebabkan kematian sedikitnya 3.700 orang pada 2024, sementara jumlah hari yang sangat panas di seluruh dunia mencapai 41 hari.

Suhu tinggi yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia telah mengakibatkan gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, badai dan banjir di seluruh dunia pada 2024.

“Perubahan iklim menyebabkan kematian sedikitnya 3.700 orang dan jutaan orang mengungsi akibat 26 kejadian cuaca yang kami pelajari pada 2024… Secara global, perubahan iklim menambah rata-rata 41 hari panas berbahaya tambahan pada 2024 yang mengancam kesehatan masyarakat,” menurut siaran pers laporan tersebut yang diterbitkan, Jumat (27/12/2024) dilansir Antara.

Tapi pada kenyataannya, menurut siaran pers itu, jumlah orang yang meninggal akibat kondisi cuaca ekstrem tahun ini bisa mencapai puluhan atau ratusan ribu. “Karena laporan tersebut hanya membahas sejumlah kecil kejadian cuaca yang paling berdampak,” tulisnya.

Selain itu, lanjutnya, sebagian besar negara yang mengalami jumlah hari panas berbahaya tertinggi adalah negara kepulauan kecil dan negara berkembang.

Suhu global yang memecahkan rekor pada 2024 mengakibatkan hujan lebat yang memecahkan rekor, karena 15 dari 16 banjir yang diteliti dalam laporan tersebut disebabkan oleh curah hujan yang meningkat akibat perubahan iklim.

Pada saat yang sama, hutan hujan Amazon dan Lahan Basah Pantanal dilanda kekeringan dan kebakaran hutan yang parah, yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dalam jumlah besar, menurut laporan tersebut.

WWA dan Climate Central menyerukan peralihan yang lebih cepat dari bahan bakar fosil, lebih banyak pendanaan untuk negara-negara berkembang, pelaporan kematian akibat panas secara langsung, dan peningkatan peringatan dini terhadap kejadian cuaca ekstrem untuk mengurangi jumlah korban di masa mendatang.

Pada Oktober, WWA mengatakan bahwa lebih dari 500.000 orang telah meninggal di seluruh dunia akibat bencana alam paling mematikan selama 20 tahun terakhir, dan menambahkan bahwa jumlah kematian yang tinggi tersebut dipicu oleh perubahan iklim, di antara faktor lainnya. (ant/kev/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Surabaya
Minggu, 29 Desember 2024
24o
Kurs