Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperkuat ketahanan keluarga terutama orang tua untuk mencegah anak kena dampak negatif digitalisasi.
Rini Indriyani Ketua Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kota Surabaya menyebut, perkembangan anak usia remaja bergantung pada ketahanan keluarga.
“InsyaAllah kalau karakternya kuat dia tumbuh menjadi baik karena ketahanan keluarga. Tetapi kalau ketahanan keluarga tidak kuat, anak bisa jadi tidak baik,” kata Rini lewat keterangan pers di Surabaya, Jumat (12/7/2024).
Penguatan ketahanan keluarga itu, lanjutnya, dengan menggelar Bina Keluarga Remaja (BKR), serta mengajak orang tua diskusi soal pola pencegahan dan solusi penanganan persoalan anak. Pencegahan dan solusi itu menyesuaikan kondisi era digital saat ini.
Selain itu, Rini menyebut orang tua harus semaksimal mungkin melakukan pengawasan dan edukasi dasar soal akses digitalisasi.
“Anak zaman sekarang dan dulu berbeda cara menanganinya, kami diskusi bersama orang tua agar anak-anak tidak terjerumus ke hal negatif tetapi mendapatkan manfaat positif dari digitalisasi,” ujarnya.
Selain orang tua, pemkot juga berupaya mengembangkan potensi dan bakat para remaja dengan menyelenggarakan kegiatan capacity building yang melibatkan ratusan pelajar. “Anak muda harus diberi wadah supaya bisa berkembang,” kata dia.
Termasuk, kata dia, melibatkan pemuda dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).
“Sehingga dengan capacity building yang kami selenggarakan memperkuat kemampuan remaja mewujudkan keinginannya terhadap pembangunan Surabaya,” tandasnya. (lta/bil/ipg)