Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya minta guru mendampingi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk mencegah bullying antar siswa.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, MPLS murni mengenalkan siswa baru soal sekolahnya.
“Bagaimana yang senior-senior atau kakak kelasnya, itu memberikan ilmunya kepada adik-adiknya. Misal, bagaimana cara masuk kelasnya, dan cara berbicara di depan umum bagaimana. Dengan begitu maka tidak ada bully-bully-an, merasa paling jagoan, atau merasa hebat di sekolah,” ujarnya, Selasa (16/7/2024).
Ia minta guru mendampingi setiap pelaksanaan MPLS untun mencegah aksi bullying dari kakak kelas pada siswa baru.
“Karena saya berharap para guru juga harus lebih care (peduli) dengan anak-anaknya, tidak hanya memberikan pelajaran akademik saja, tetapi juga memberikan materi pembelajaran terkait pendidikan karakter kebangsaan,” imbuhnya.
Itu diungkapkan saat meninjau pelaksanaan MPLS di dua SMP hari ini, swasta SMP Barunawati dan negeri SMPN 5 Surabaya.
Hasilnya, ia memastikan pelaksanaan MPLS di Surabaya berjalan baik.
Usai MPLS, Eri berencana mengumpulkan para orang tua siswa, sekolah negeri maupun swasta se-Surabaya.
“Karena akan saya kumpulkan nanti ada yang lewat zoom, ada juga yang secara langsung. Saya ingin menitipkan (kepada orang tua) bahwa pengenalan sekolah itu tidak hanya pelajaran saja, tetapi juga mengenal lingkungan sekolahnya,” katanya lagi.
Ia juga memberi seragam dan tas baru gratis untuk siswa SMPN 5 Surabaya yang tidak mampu secara simbolis.
Tujuannya, agar siswa keluarga kurang mampu tidak merasa minder ketika mengikuti pembelajaran di sekolah. Tidak ada lagi bullying dan siswa akan memiliki rasa peduli serta saling menghormati satu sama lain.
“Nah, di sini peran guru sangat penting membentuk karakter anak-anak ke depannya. Sehingga ke depannya tidak ada lagi bully, tidak saling menjelekkan,” tandasnya. (lta/ipg)