Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencatat ada 300 ribu lebih sasaran berisiko stunting sepanjang 2024 sampai September.
Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya menyebut, sasaran pendampingan mulai Calon Pengantin (Catin), Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), Ibu Hamil Tidak KEK, Ibu Nifas (BuFas), dan Balita.
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Surabaya menggunakan Aplikasi Sayang Warga (ASW), lebih dari 300 ribu sasaran yang didampingi.
Rinciannya, Catin 3.255 orang, Pasangan Usia Subur (PUS) 317.614 orang, Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK) 901 orang, Ibu Hamil Tidak KEK 13.192 orang, Ibu Nifas (BuFas) 1.719 orang dan Balita 144.897 anak. Sementara Balita ada 303 pra stunting dan 203 stunting.
Tujuan pendampingan, untuk mencegah stunting sejak dini dengan pendampingan komprehensif bagi keluarga.
“Pendampingan dilakukan untuk memastikan kesehatan reproduksi dan keluarga, serta mencegah lahirnya bayi rawan stunting dan memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya,” kata Ida dikutip dari keterangan pers Diskominfo Surabaya, Selasa (22/10/2024).
Sasaran mencakup seluruh tahapan siklus keluarga untuk pencegahan dini risiko stunting.
“Sasaran pendampingan mencakup seluruh tahapan dalam siklus hidup keluarga, dari masa perencanaan pernikahan hingga usia balita, serta sampai anak usia sekolah menengah pertama agar sehat fisik dan mentalnya menuju generasi emas 2045,” paparnya.
Ida menyatakan bahwa DP3APPKB Kota Surabaya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pendampingan berjalan efektif.
“Pendampingan harian, mingguan, dan bulanan dievaluasi oleh berbagai pihak. Termasuk Koordinator TPK, Kasi Kesra Kecamatan dan Kelurahan, TP PKK, Puskesmas, DP3APPKB dan Dinas Kesehatan,” jelas dia.
Ida juga memastikan bahwa pencatatan dan pelaporan melalui ASW akan terus ditingkatkan.
Setiap temuan dan hasil pendampingan dilaporkan secara berkala dan dievaluaai untuk memastikan tidak ada sasaran yang terlewat dalam pendampingan, baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan.
“Kami juga terus memantau dan menangani pengaduan yang disampaikan oleh Tim Pendamping Keluarga melalui fitur pengaduan yang tersedia di aplikasi ASW,” tandasnya. (lta/iss/ipg)