Rabu, 23 Oktober 2024

Pemkot Surabaya Dampingi Psikologis Bocah Usia 9 Tahun Penderita HIV/AIDS Stadium Akhir

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi HIV. Foto: Pexels

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendampingi psikologis bocah sembilan tahun penderita HIV/AIDS stadium akhir yang sedang dirawat di rumah sakit.

Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya menyebut, sudah menerjunkan tim pendamping untuk pasien dan keluarga.

“Sepertinya (F, bocah sembilan tahun) tertular dari ibunya. Kami menguatkan keluarga untuk bisa menerima kondisi itu,” kata Ida dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (22/10/2024).

Usai F dievakuasi dari rumah ke rumah sakit kemarin, Ida memastikan tim berupaya menjaga semangat hidupnya.

“Kami coba mendekati, berusaha membuat dia bahagia. Kami ajak ngobrol bermain-main sedikit, tetap penguatan psikologis untuk dia harus banyak doa,” katanya lagi.

Sembari berupaya meyakinkan ayah F untuk periksa sebagai bentuk tracing ada tidaknya penularan HIV/AIDS.

“Kami berusaha ayahnya periksa juga. Ini sensitif, bukan penyakit biasa. Kami masih pendekatan agar (ayahnya F) mau periksa. (Apa) hasilnya juga harus menyiapkan mental,” paparnya lagi.

Sementara K (57 tahun), nenek F, mengaku cucunya dirawat di rumah sakit per kemarin, Senin (21/10/2024) dengan intervensi lurah setempat.

Sebelumnya, pasien ODHA itu sudah menjalani opname tiga kali sejak 2022 lalu. Namun keterbatasan biaya dan alat transportasi membuat keluarga tak lagi mengantar F berobat rutin.

“Ayahnya tidak kerja, ibunya sudah meninggal, tinggal saya (neneknya). Saya bekerja di saudara di Mojokerto,” ujar K ditemui di kediamannya sebelum menjenguk F, Selasa (22/10/2024).

Pascaopname ketiga, 5 hingga 25 September lalu, F sehari-hari dirawat oleh ayahnya D.

Sampai kondisinya semakin parah, selain kurus gizi buruk, juga kedua kakinya tidak lagi mampu berjalan, muncul jamur di mulut, hingga herpes di kulit.

Sementara ibu F sudah meninggal sejak 2021 lalu usai divonis mengidap HIV/AIDS. Keluarga menduga F tertular saat merawat ibunya yang sedang sakit melalui luka.

“Ibu sama ayahnya berpisah, F tinggal dengan ibunya. Ibunya pernah sakit herpes juga, sudah HIV/AIDS, lalu F yang merawat. Saya tanya F ngaku waktu merawat dulu pernah (punya) beset (luka sayat) mungkin dari luka itu tertular,” kata K, nenek F. (lta/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Rabu, 23 Oktober 2024
27o
Kurs