Pemkot Surabaya Bakal Bentuk Pusat Informasi Penelitian di Kebun Raya Mangrove

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal membentuk science center atau pusat informasi untuk penelitian di Kebun Raya Mangrove (KRM).

Antiek Sugiharti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menyebut, konsep science center akan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta beberapa narasumber dari pemerintah pusat.

“Science center ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh perguruan tinggi, mahasiswa, atau siapa pun yang ingin mengetahui lebih banyak tentang mangrove,” ungkap Antiek lewat keterangan pers, Kamis (11/7/2024).

Keberadaan science center, lanjut Antiek, mendukung fungsi utama Kebun Raya Mangrove yaitu penelitian. Selain itu, juga menjadi pusat informasi bagi pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum yang ingin mengetahui detail mangrove.

“Banyak penelitian yang telah dilakukan di sini. Termasuk manfaat mangrove sebagai bahan pangan alternatif, bahan baku kosmetik, dan produk lainnya. Penelitian ini dilakukan bersama dengan berbagai stakeholder pendukung,” tambahnya.

Sementara koleksi Kebun Raya Mangrove Surabaya saat ini 59 spesies.

“Insyaallah koleksinya akan terus kita tambah. Karena hasil eksplorasi di salah satu hutan Banyuwangi dan Jember, itu ada koleksi yang kemungkinan bisa kita ambil. Jadi menunggu dua bulan baru bisa kita ambil koleksi yang baru itu,” tuturnya.

Targetnya pada tahun ini genap menjadi 60 jenis. Satu jenis tambahan mangrove terbaru berasal dari wilayah hutan di Kabupaten Banyuwangi.

Penambahan koleksi jenis mangrove untuk memaksimalkan fungsi kebun raya yaitu, yakni konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan.

“Kalau data dan informasi dari BRIN, KRM kami paling lengkap karena sudah masuk 59 dari 150-an jenis mangrove di dunia,” tandasnya. (lta/saf/ipg)